Tersingkirkan Teknologi, Profesi Seniman Poster Bioskop Terancam Punah

- 19 Desember 2021, 08:15 WIB
Ilustarasi poster bioskop.
Ilustarasi poster bioskop. /Pixabay/JudaM

MEDIA PAKUAN - Sebelum adanya mesin pencetak, poster dilukis dengan tangan langsung oleh para seniman.

Saat itu merupakan masa kejayaan bagi para pelukis, apalagi bila ada penonton yang peduli dan memperhatikan poster-poster mereka.

Dilansir dari Asia Calling, para seniman poster yang tersebar di asia tenggara mengalami penurunan. Hal itu beriringan dengan semakin majunya alat percetakan sekitar tahun 1990-an.
 

Mesin pencetak saat itu mulai bisa memproduksi poster berukuran besar dalam jumlah banyak sekaligus. Ini menjadi pertanda berakhirnya era bagi seniman poster.
 
Salah satu contohnya adalah poster film di dalam bioskop. Poster itu kini telah tergantikan oleh poster digital buatan komputer di atas lembaran vinyl.

Poster digital di lembaran vinyl mempunyai kelebihan dibandingkan poster yang dilukis dengan tangan.
 
 
Poster digital bisa dibuat dengan lebih cepat, mudah dipindahkan, serta punya daya tahan yang lebih kuat terhadap cuaca.

Sedangkan poster tangan, warnanya akan memudar jika poster film dilipat untuk dipindahkan ketempat lain. Sementara lembaran vinyl, didesain dengan menggunakan foto dan dicetak segera.

Perkembangan ini telah mengubah kehidupan seniman poster tradisional. Seniman poster tradisional yang harus berhadapan dengan perubahan dimanapun. Saat itu seniman poster, tidak tahu harus berbuat apa. Ada yang mencari pekerjaan lain atau menganggur.
 

“Kalau Anda membandingkan poster kami dengan vinyl, menurut saya poster kami selalu lebih baik. Karena vinyl hanya memasang foto. Pekerjaan seniman tidak seperti foto, tapi ada kehidupan dan karakter istimewa di sana,” kata Aw Win salah satu pelukis di Burma, saat di wawancarai oleh Calling Asia.

"Ketika tak ada lagi ruang bagi seniman untuk membuat poster, sejumlah seniman berusaha bertahan dengan meneruskan hobi mereka. Ada yang menjadi pelukis dengan cat minyak, tapi saya mencoba yang terbaik. Kami harus terus berjuang keras,"

Menurutnya poster buatan tangan adalah karya seni. Vinyl adalah karya. Seniman akan terus menggambar apapun yang terjadi. Ini cuma soal waktu, dan ada yang harus dilakukan supaya kami bisa bertahan. Bahkan sebelum era poster film, para seniman bisa bertahan. Saya suka pekerjaan saya sekarang.”ucapnya

Poster vinyl telah menggantikan poster yang dibuat dengan tangan tidak hanya di industri film, tapi juga di industri periklanan.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Asia Calling


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah