1.522 Orang Indonesia Depresi Akibat Corona, Gangguan Mental ini Mengapa masih dianggap Sepele

12 Oktober 2020, 13:51 WIB
Ilustrasi depresi. /PIXABAY/ Geralt

MEDIA PAKUAN- Dua hari yang lalu kita telah memperingati hari mental sedunia tepatnya 10 Oktober 2020.

Pandemi Covid-19 telah membuat banyak orang, hampir dari semua kelompok umur di berbagai negara, terpaksa menjalani kebiasaan baru yang berpotensi meruntuhkan kesehatan mental.

Baca Juga: Siapkan Jutaan Vaksin Covid-19 di Bulan November Jokowi Perintahkan Sebar ke Seluruh Indonesia

Menurut laporan Global Burden of Disease, yang hasilnya juga diakui oleh WHO, ada enam negara yang dinyatakan memiliki tingkat depresi paling tinggi. Survei ini dilakukan dari tahun 1990 hingga 2017.

Survei dilakukan dengan metode mengukur ASR (Age Standardized Rate). Ini mengukur negara mana yang punya tingkat depresi tinggi dengan metode ASR, tidak mencerminkan kejadian depresi yang sebenarnya.

Metode ASR hanya dilakukan untuk membandingkan kejadian depresi di berbagai negara, wilaya, atau periode historis yang berbeda. Berikut adalah negara yang termasuk dalam jumlah tingkat depresi yang tinggi.

Baca Juga: Angka Kesembuhan Kasus Covid-19 di Indonesia Meningat Pesat Jokowi: Ini Juga Sudah Lebih Baik

Lesotho.
Maroko.
Greenland.
Myanmar.
Indonesia.
Filipina.

Bahkan Menurut perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa mencatat setidaknya sudah 1.522 orang yang tercatat mengalami gangguan kesehatan mental atau depresi akibat pandemi virus corona COVID-19 di Indonesia.

Baca Juga: Warga Sukabumi Pasrah Penularan Covid-19 Terus Bertambah Seiring Penegakan Protokes Melemah

Belajar dari pengalaman masa lalu, WHO menilai kebutuhan akan kesehatan mental dan dukungan psikososial akan meningkat secara substansial dalam beberapa bulan atau tahun mendatang.

Oleh karena itu, investasi di program kesehatan mental level nasional maupun internasional, yang sudah kekurangan dana kronis selama bertahun-tahun sebelum pandemi terjadi, sekarang menjadi jauh lebih penting daripada sebelumnya.

Baca Juga: Warga Sukabumi Pasrah Penularan Covid-19 Terus Bertambah Seiring Penegakan Protokes Melemah

Prevalensi gangguan mental semakin tinggi setiap tahunnya. Jenis gangguan mental dengan prevalensi tertinggi adalah penyakit anxiety, yang biasa dicirikan dengan kecemasan/kepanikan yang berlebihan.

Disusul oleh depresi, penggunaan alkohol dan narkoba dan bipolar. Meski tidak nampak secara fisik, penyakit gangguan mental dapat menimbulkan komplikasi sistemik dan berujung pada kematian.

Sayangnya, masalah-masalah gangguan mental masih dipandang sebelah mata dan minim perhatian.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler