MEDIA PAKUAN - Peneliti dari Universitas California Riverside di Amerika Serikat mengaitkan aroma khas mobil dapat memicu kanker.
Aroma mengandung karsinogen diduga kuat akan penyebab kanker.Hal itu di sampaikan oleh Jurnal "Environment International"
Ahli toksikologi lingkungan University California Riverside, David Volz mengatakan orang yang mengemudi mobil baru mereka selama lebih dari 20 menit per hari, memiliki risiko terpapar karsinogen lebih tinggi.
Dia mengatakan aroma khas dari mobil merupakan bau yang di keluarkan komponen interior. Pasalnya, plastik pada dashboard dan trim pintu, perekat, busa hingga bahan sintetis pelapis jok yang dibuat melalui berbagai proses kimia.
Baca Juga: Korupsi Lagi! Pihak di Kalteng Dituduh Lakukan Penyimpangan Uang Pemerintah Rp1,6 Miliar?
Dia mengatakan tidak hanya itu kimia yang masih menempe pada komponen. Maka lama-lama akan terlepas melalui udara, kemudian terhirup pengemudi dan penumpang mobil.
"Bahan kimia itu sangat mudah menguap, bergerak mudah dari plastik dan tekstil ke udara yang Anda hirup,"katanya.
David Volz mengatakan unsur kimia merupakan bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Apalagih di dalam mobil sangat beresiko bagi kesehatan tubuh.
"Untuk menghindari maka harus sering buka kaca jendela agar udara bersirkulasi," katanya.
Baca Juga: Mencuat! Jabatan Presiden RI 3 Periode di Sosmed Iwan Fals Usulkan Ahok dan Rocky Gerung
Penelitian yang dilakukan Universitas California Riverside itu, kata David Volz, dibuat sebagai alternatif karena banyak periset lebih fokus pada paparan polusi luar ruangan.
Baca Juga: Korupsi Lagi! Pihak di Kalteng Dituduh Lakukan Penyimpangan Uang Pemerintah Rp1,6 Miliar?
Sementara studi polusi dalam ruangan, katanya, lebih banyak berfokus pada lingkungan kerja. Padahal banyak orang yang menghabiskan waktu untuk pergi dan pulang selama puluhan menit di dalam mobil.
"Dengan adany peneliti menyebutkan ada dua senyawa berbahaya yang mengintai pengguna mobil baru antara lain benzena dan formaldehida,"katanya.
Sementra Benzena, kata dia digunakan pada karet dan pewarna sedangkan formaldehida dipakai pada karpet dan cat.
Dari hasil penelitian, katanya, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi risiko menghirup benzena dan formaldehida bagi orang-orang yang menghabiskan banyak waktu di dalam kendaraan.
"Masalah utamanya adalah pada daerah lalu lintas padat karena orang-orang itu memiliki waktu perjalanan yang lebih lama," ucap peneliti itu.
Baca Juga: Mewah dan Keren! Inilah 10 Daftar Laptop Dell Alienware Tergahar pada Akhir Februari 2021
Dia mengatakan bukan berarti setiap orang yang menggunakan mobil baru akan terkena kanker, karena potensi risiko tergantung pada seberapa banyak dan sering orang tersebut menghirup senyawa berbahaya itu.
" Faktor lain yang menjadi pertimbangan risiko kanker pada pengguna mobil bisa diperkuat karena gaya hidup buruk, kurang olahraga, obesitas dan pola tidur yang keliru. Tidak semata karena paparan karsinogen di dalam mobil", katanya***