MEDIA PAKUAN - Diet Tiongkok, atau lebih dikenal sebagai "The China Study Diet," adalah pola makan yang diambil dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. T. Colin Campbell dan putranya, Dr. Thomas M. Campbell II.
Penelitian ini terkenal setelah publikasi buku mereka, "The China Study," yang mengklaim bahwa diet berbasis nabati dapat mengurangi risiko penyakit kronis.
Diet Tiongkok berfokus pada konsumsi makanan nabati dan menghindari produk hewani dan makanan olahan.
Pola Makan Diet Tiongkok
Hanya mengkonsumsi berbagai jenis sayuran hijau, akar-akaran, dan sayuran berwarna. Termasuk beragam buah-buahan segar.
Selain itu, mengonsumsi nasi merah, gandum utuh, dan biji-bijian lainnya. Kacang-kacangan, lentil, dan produk berbasis kedelai seperti tahu dan tempe.
Diet ini sangat mirip dengan pola makan tradisional di banyak daerah pedesaan di Tiongkok sebelum adanya modernisasi dan industrialisasi makanan.
Penelitian yang mendasari diet ini melibatkan analisis data dari berbagai provinsi di Tiongkok. Mereka menghubungkan pola makan rendah produk hewani dengan rendahnya tingkat penyakit kronis.
Seperti penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.
Manfaat Diet Tiongkok
Ternyata diet sangat membantu kesehatan jantung. Pasalnya, diet rendah lemak jenuh dan kolesterol, yang banyak ditemukan dalam produk hewani dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Termasuk mengonsumsi tinggi serat dan antioksidan dari sayuran dan buah-buahan dapat membantu melindungi tubuh dari beberapa jenis kanker.
Selain itu, diet nabati umumnya lebih rendah kalori dan lemak, yang dapat membantu dalam pengelolaan berat badan.
Bahkan serat tinggi dari biji-bijian dan sayuran dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit.
Risiko Kontroversi Diet Tiongkok
Namun terlebat mampu meningkatkan kesehatan, ternyata diet yang sepenuhnya berbasis nabati bisa menyebabkan kekurangan nutrisi tertentu. Seperti vitamin B12, zat besi, kalsium, dan asam lemak omega-3.
Nutrisi ini umumnya ditemukan dalam produk hewani, sehingga perlu mendapatkan sumber alternatif atau suplemen.
Baca Juga: Jangan Anggap Sebelah Mata, 13 Bumbu Dapur Dirumah Banyak Khasiat: Ngak Percaya, Ini Khasiatnya
Mengikuti diet ini dapat menjadi tantangan bagi mereka yang tidak terbiasa dengan pola makan nabati atau yang hidup di lingkungan di mana makanan olahan dan produk hewani sangat dominan.
Selain itu, beberapa kritikus berpendapat bahwa "The China Study" memiliki kelemahan metodologis dan bahwa kesimpulan yang diambil terlalu generalisasi. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi klaim diet ini secara lebih luas.***