Belum Banyak yang Tahu! Inilah Tujuan Allah SWT Menciptakan Kebahagiaan dan Kesedihan

- 24 Juni 2023, 15:30 WIB
terdapat tujuan Allah SWt yang menciptakan kebahagiaan dan kesedihan
terdapat tujuan Allah SWt yang menciptakan kebahagiaan dan kesedihan /JG/Rizka/Pixabay

MEDIA PAKUAN - Senang dan duka adalah sunatullah yang pasti senantiasa mewarnai kehidupan ini. Tidak ada seorang manusia pun yang terus merasa senang, dan tidak pula terus dalam duka kesedihan. Semuanya merasakan senang dan duka datang silih berganti. Jangankan kita, generasi terbaik umat ini, para wali Allah, yakni para sahabat Nabi Saw pun pernah dirundung kesedihan.

 Baca Juga: 7 Fakta Unik Luksemburg yang Jarang Diketahui, Menjadi Salah Satu Negara Terkaya di Dunia?

Allah Swt yang menciptakan kebahagiaan dan kesedihan agar manusia menyadari nikmatnya kebahagiaan, sehingga kita bersyukur dan berbagi kepada sesama.
Dan sempitnya kesedihan diciptakan agar ia tunduk bersimpuh di hadapan Allah yang maha pemberi rahmat dan mengasihi, serta tidak menyombongkan diri kita.
Hingga kita mengadu harap di hadapan Allah. Bersimpuh, merendah, merengek di hadapan Allah.

Roda kehidupan kita akan terus berputar.
Sedih dan bahagia silih berganti.
Bisa jadi hari ini bahagia, esok hadir duka.
Begitu pun sebaliknya. Sekarang berduka, esok hari bisa jadi bahagia. Sesungguhnya Allah tidak menghadirkan kebahagiaan dan kesedihan, melainkan sebagai ujian bagi manusia.

Setiap orang pasti pernah mengalami kesedihan pada saat tertentu dalam kehidupannya. Ada yang disebabkan kehilangan, kematian, kemalangan, cacian, makian, dan sebagainya. Tidak seperti kebahagiaan, kesedihan tak pernah diharapkan bahkan diminta

 Baca Juga: Siap-Siap! P1Harmony Bakal Gelar Konser di Jakarta, Cek Harga Tiketnya Disini

kedatangannya.

Meski begitu, tidaklah tercela bila seseorang merasa sedih.
Itu adalah fitrah, bagian dari kehidupan.
Tak ada salahnya bila memang sewajarnya. Bahkan, Rasulullah Saw pun bersedih saat ditinggal oleh orang-orang yang mencintai dan dicintai beliau. Namun, Rasulullah Saw tidak berlebihan dalam bersedih. Rasulullah Saw segera bangkit dan kembali berjuang tanpa memanjangkan kesedihan.

Kesedihan bisa menjadi tercela saat seseorang larut dalam sedihnya.
Hingga membuat hatinya lemah, tekadnya meredup, rasa optimisnya menghilang, dan menghancurkan harapan.
Apa lagi, sampai membuatnya tidak mau bergerak, tidak ada ikhtiar untuk mengubah keadaannya menjadi insan yang bahagia.

Ibrahim bin Adham, membagi kesedihan menjadi dua macam yaitu :

1. Pertama, kesedihan yang mendatangkan kebaikan, yaitu sedih karena urusan akhirat dan segala kebaikannya. Seperti bersedih dan menyesal karena telah berbuat dosa, ghibah, iri dengki.

Atau seorang yang bersedih karena tertinggal sholat berjamaah di masjid, menyia-nyiakan waktu, tertidur di sepertiga malam sehingga ia lupa tahajjud, adalah contoh kesedihan yang mendatangkan kebaikan.
Rasa sedih itu akan semakin mendekatkan diri kita pada Allah.

Rasulullah Saw bersabda,:
"Barang siapa yang merasa bergembira karena amal kebaikannya dan sedih karena amal keburukannya, maka ia adalah seorang yang beriman".

 Baca Juga: Lirik Lagu Kenangan Terindah dari Fida AP Feat James AP yang Sedang Trending di YouTube


(HR Timidzi).

2. Kedua, kesedihan yang mendatangkan keburukan, yaitu sedih karena urusan dunia dan segala kemewahannya. Ketika kehilangan harta kekayaan lalu kita sedih akan hal itu, sampai-sampai lalai dan lupa pada Allah Swt. Itulah kesedihan yang mendatangkan keburukan.

Hanya keimanan yang membuat seseorang mampu menyikapi kesedihan dengan bijaksana.
Ia akan melewatinya dengan penuh kesabaran. Tunduk bersimpuh di hadapan Allah. Mengadu dan berharap hanya kepada-Nya.
Kita meyakini sepenuhnya bahwa Allah-lah yang menghadirkan kebahagiaan dan kesedihan.
Sambil terus berusaha keluar dari kesedihan. Firman-Nya, Dialah Allah yang menjadikan seorang tertawa dan menangis. (QS an-Najm:43).

Jangan sampai, kesedihan menjadikan kita lemah untuk meraih ridho Allah, apalagi membawa pada keputusasaan hingga membenci takdir-Nya.
Tak perlu lama-lama memendam kesedihan dalam hati.
Berusahalah selalu mengingat Allah.
Sadari bahwa Allah selalu bersama kita.

Sabar dan selalu berdoa meminta pertolongan-Nya adalah cara terbaik mengobati kesedihan yang menimpa kita.

Rasulullah Saw pun berdoa dan berlindung dari rasa sedih,:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana dan rasa sedih."
(HR Bukhari Muslim).

Seperti doa aduannya Nabi Ya’qub saat lama berpisah dengan putra tercinta; Yusuf ‘As :
“Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan penderitaan dan kesedihanku.”
(QS. Yusuf: 86)

Wallahu'alam, semoga bermanfaat.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x