7 Penjelasan Hadist Tinggalkan Hal yang Tidak Bermanfaat, Benarkah Jadi Patokan Kualitas Keislaman Seseorang?

- 7 Juni 2023, 19:00 WIB
7 penjelasan hadist meninggalkan hal yang tidak bermanfaat yang perlu Anda ketahui.
7 penjelasan hadist meninggalkan hal yang tidak bermanfaat yang perlu Anda ketahui. /Portal Purwokerto/Pexels/Muhammad Taha Ibrahim

MEDIA PAKUAN - Berikut ini adalah 7 penjelasan hadist meninggalkan hal yang tidak bermanfaat yang perlu Anda ketahui.

Benarkah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat merupakan patokan kualitas keislaman seseorang? Simak penjelasannya di sini.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

 Baca Juga: 8 Cara Mengontrol Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat: Menurunkan Berat Badan Ternyata Perlu Dilakukan!

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ المَرْءِ تَرْكَهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

“Di antara tanda baiknya keislaman seseorang ialah meninggalkan perkara yang tidak berguna baginya”

Penjelasan Hadits :

1. Sekalipun kaum muslimin jumlahnya jutaan, tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas keislaman mereka tidaklah sama.
Parameter penentuan kualitas tersebut juga beragam.

Anda mungkin akan menebak bahwa kedisiplinan mengerjakan ibadah wajib adalah salah satunya.
Sebagian lain akan mengatakan bahwa konsistensi meninggalkan dosa juga termasuk penentu baik-tidaknya keislaman.

2. Namun siapa sangka bahwa “meninggalkan yang tidak bermanfaat” juga merupakan salah satu patokan utama kualitas keislaman seseorang?

 Baca Juga: Wajib Mampir! 5 Tempat Wisata di Cirebon Hits dan Kekinian Disukai: Cocok Dikunjungi Saat Liburan Panjang

Imam An-Nawawi memasukkan hadits diatas dalam masterpiece beliau, Al-Arba’in, tidak lain karena ia merupakan kaidah emas untuk sukses dalam kehidupan.

3. Dalam Al-Qur’an juga banyak ayat-ayat yang senada dengan hadits ini, seperti firman-Nya,:
“Tidak ada kebaikan pada pembicaraan mereka kecuali yang menganjurkan bersedekah, berbuat baik, atau mendamaikan sesama manusia.”
(Qs An Nisa : 114) .

4. Meninggalkan yang tidak bermanfaat sama dengan meninggalkan yang haram, sebab ia akan menjerumuskan pelakunya ke neraka.
Ia berbahaya, sangat berbahaya.

Ia juga bermakna meninggalkan yang makruh, karena meski bila dikerjakan tidak mengapa, namun menyiakan kesempatan memperoleh pahala dengan meninggalkannya.
Meninggalkan yang tidak berguna bahkan mencakup hal-hal yang mubah.

 Baca Juga: Bikin Resah! Teror Geng Motor Kembali Terjadi di Sukabumi, Warga Nyaris Dibacok pada Dini Hari

5. Membaca berita boleh-boleh saja.
Tapi ketika sudah melewati batas kewajaran, ia tak lagi berguna, tinggalkanlah.
Berbincang dengan kolega mubah hukumnya. Namun bila sudah terlalu banyak tanpa maslahat, ia tidak lagi berguna,tinggalkanlah.

6. Sebaliknya, semua hal yang berguna bagi
seseorang hendaknya ia bersemangat
mengerjakannya, jangan sampai ia tinggalkan, seperti ibadah wajib dan sunnah, belajar, meraih prestasi, membaca artikel dan berdiskusi yang bermanfaat di dunia atau akhirat, dan seterusnya .

7. Waktu kita terbatas, sementara kebaikan tidak terbatas .
Jangan sampai tersibukkan dan terlalaikan.
“Sekali-kali tidak! Manusia belumlah melaksanakan semua yang Allah
perintahkan.” (QS. Abasa: 23).***

Editor: Holis Sindy Sauri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x