Sepengal Cerita Masa Lalu Pangandaran

- 2 Agustus 2020, 19:38 WIB
Situasi obyek wisata pantai Pangandaran khususnya di pantai pasir putih pada liburan Hari Raya Idul Adha,wisatawan cukup memadati lokasi wisata sejak Jumat, 31 Juli 2020 sore: Setelah lakukan pengamatan, DPRD Pangandaran menilai bahwa tingkat kesadaran masyarakat dalam pencegahan Covid-19 di kawasan wisata melemah.
Situasi obyek wisata pantai Pangandaran khususnya di pantai pasir putih pada liburan Hari Raya Idul Adha,wisatawan cukup memadati lokasi wisata sejak Jumat, 31 Juli 2020 sore: Setelah lakukan pengamatan, DPRD Pangandaran menilai bahwa tingkat kesadaran masyarakat dalam pencegahan Covid-19 di kawasan wisata melemah. /Pikiran-rakyat.com/Muslih Suprianto/

Nama Pananjung ini pun sempat dipakai sebagai nama kerajaan yang berdiri di kawasan pantai Pangandaran. Kerajaan ini berdiri sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan, Kecamatan Kalipucang atau sekitar abad 14 Masehi atau setelah munculnya kerajaan Padjadjaran di Pakuan Bogor.

Nama raja Pananjung ini Prabu Anggalarang. Raja ini menurut cerita masih keturunan Prabu Haur Kuning atau raja pertama kerajaan Galuh Pagauban.

Baca Juga: Sempat Terjadi Kejar Kejaran, Petugas Beri Tilang.

Namun, Kerajaan Pananjung selama berdiri tidak sempat mengalami puncak kejayaan. Karena kerajaan ini akhirnya hancur setelah terjadi peperangan dengan para Bajo (Bajak Laut). Saat itu para Bajo memaksa untuk membeli hasil bumi yang dimiliki rakyat Kerajaan Pananjung.

Usai peperangan, kerajaan ini hancur dan pemerintahan dikendalikan oleh para Bajo.Tepatnya sekitar tahun 1922, Presiden Wilayah Priangan era pemerintahan Hindia Belanda, Y. Everen, menyulap daerah Pananjung ini menjadi sebuah taman.

Baca Juga: Diduga Terjerat Kasus Pelecehan Seksual, Ghislaine Maxwell Ditangkap Kepolisian

 

Saat itu dia melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa untuk berhabitat di kawasan tersebut. Kawasan hutan itu pun berubah menjadi taman konservasi yang dilindungi.

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Pangandaran, Yana Hendrayana menjelaskan, setelah di kawasan taman Cagar Alam Pananjung terdapat keanekaragaman satwa dan jenis–jenis tanaman langka, pada tahun 1934, kawasan ini kemudian ditetapkan sebagai suaka alam marga satwa. Hutan ini memiliki luas 530 Ha.

Baca Juga: Awal Pekan DKI Berlakukan Ganjil Genap, Cuma 13 Kendaraan Ini yang Terbebas Aturan

Halaman:

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x