MEDIA PAKUAN-Pemerintah Taliban pada Minggu melarang budi daya narkotika di Afganistan, padahal opium merupakan ladang ekonomi di negara itu
Tantangannya, jika opium benar-benar diharamkan, Taliban jelas akan kesulitan dalam ekonomi.
Terlebih lagi, sumber daya minyak di Afghanistan kini sudah tidak dapat diandalkan selepas hengkangnya tentara Amerika.
Negara-negara seperti Indonesia, China, dan Palestina menjadi harapan Taliban memperkuat kedaulatannya.
Baca Juga: Dua Alasan Utama Erling Haaland Tolak Barcelona dan Real Madrid, Lebih Pilih Manchester City
Negara yang sekarang diduduki Taliban ini memiliki antara 5.000 hingga 6.000 ton opium mentah per tahun.
Pasar terbesar Afganistan adalah Amerika dan Asia.
Tak hanya Afganistan negara kedua terbesar pemasok opium adalah Columbia.
Menurut laporan badan anti narkotika PBB-UNODC, Kolumbia memproduksi sekitar 300 sampai 400 ton kokain setahun.
Baca Juga: Disiram Air Panas oleh Majikan di Arab Saudi, TKW Indonesia Ini Jadi Kurus Memprihatinkan