Pentingnya Belajar Memaafkan Anak! Ingat Masa Kanak-kanak Singkat, Jangan Sampai Terlewatkan

- 15 Desember 2021, 21:27 WIB
Ilustrasi anak, belajar memaafkan anak/Monstera/pexels.com
Ilustrasi anak, belajar memaafkan anak/Monstera/pexels.com /

MEDIA PAKUAN - Pentingnya mengajari anak untuk menumbuhkan sikap atau karakter pemaaf. Banyak manfaat kebaikan dari memiliki sikap pemaaf ini, untuk dewasanya kelak. 

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa mengajarkan anak-anak untuk memahami perspektif orang lain. Dapat mempermudah mereka untuk belajar bagaimana memaafkan orang lain. 

Studi ini juga menemukan bahwa mengajari anak-anak untuk meminta maaf yang tulus dapat membantu mereka menerima permintaan maaf dari orang lain.

Baca Juga: Denny Darko Ramalkan Gempa dan Tsunami Terjadi di Tanggal 26: 50 Kali Saja

Kelly Lynn Mulvey mengatakan "Pengampunan (memaafkan) penting pada anak-anak juga orang dewasa untuk memulihkan hubungan, dan membatasi konflik di masa depan," kata penulis utama studi Teori Pikiran, dan profesor psikologi di North Carolina State University.

"Tapi kami tidak tahu banyak tentang apa yang membuat anak-anak lebih cenderung memaafkan orang lain, terutama dari masa kanak-kanak hingga remaja. Itulah yang ingin kami jelajahi dengan penelitian kami," ucap Mulvey.

Baca Juga: Fuji Buktikan Wanita Pria Humoris daripada Ganteng, Bagaimana Dodit Mulyanto?

Untuk itu,  Mulvey dan kolaboratornya meminta 185 anak, antara usia 5 dan 14 tahun, dalam penelitian ini. 

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan setiap anak, guna mengumpulkan informasi latar belakang, dan menilai keterampilan "teori pikiran" anak. 

Theory of mind adalah kemampuan seseorang untuk memahami bahwa keyakinan, niat, dan keinginan orang lain berbeda dari keinginan diri sendiri.

Baca Juga: Khasiat Bawang Putih Bakar! Solusi Pria Lemah Syahwat, Hanya Sepekan Mengkonsumsi Gairah Muda Bangkit Kembali

Peneliti kemudian memimpin setiap anak melalui serangkaian skenario yang melibatkan anak-anak lain ke dalam sebuah kelompok “in group” dan keluar kelompok “out group”. 

Secara khusus, setiap peserta studi diberitahu bahwa mereka adalah bagian dari kelompok, seperti tim hijau. 

Selama wawancara, peneliti menggambarkan beberapa anak dalam skenario juga berada di tim hijau (membuat mereka in-group), sementara anak-anak lain berada di tim kuning (membuat mereka out-group). 

Baca Juga: Dapatkan Majikan yang Biadab di Arab Saudi, TKW Indonesia: Sebelum Aku, Ada Juga Pembantu yang Mati Disini

Pada skenario tersebut, pewawancara bertanya kepada peserta studi apakah mereka bersedia memaafkan kelompok yang meninggalkan mereka dari permainan atau aktivitas.

Peneliti menganalisis hasilnya, terdapat tiga temuan utama. Pertama, sebagian besar anak-anak cenderung memaafkan seseorang jika mereka telah meminta maaf. 

Kedua, anak-anak lebih cenderung memaafkan orang-orang yang dalam kelompoknya sendiri .

Baca Juga: Pasca Dituding Pansos Berikan Bantuan Pengobatan Laura Sebesar Rp250 Juta, Deddy Corbuzier: Beri Tanggapan!

Ketiga, semakin maju keterampilan Teori Pikiran seorang anak, semakin besar kemungkinan mereka untuk memaafkan orang lain, meskipun bukan dari kelompoknya.

"Kami menemukan bahwa anak-anak memiliki kemampuan luar biasa untuk memaafkan orang lain," kata Mulvey. 

"Anak-anak mampu memulihkan hubungan dengan orang lain, dan biasanya tertarik untuk melakukannya," lanjut Mulvey.

Baca Juga: Sule Tulis Lagu Khusus untuk Isteri dan Anaknya, Netizen : Keren dan Terharu

Para peneliti mengidentifikasi dua hal yang mungkin ingin difokuskan oleh orang tua dan guru terkait dengan pengampunan (sikap memaafkan).

Salah satunya adalah membantu anak-anak memahami betapa pentingnya meminta maaf dengan cara yang berarti.

Salah satu implikasi terbesar dari penelitian kami adalah bahwa guru dan orang tua perlu secara aktif membantu anak-anak mengembangkan keterampilan teori tentang pikiran.

Baca Juga: Laura Anna Meninggal Dunia, Raffi Ahmad dan Deddy Corbuzier Ucapkan Belasungkawa

"Titik awal yang baik adalah membuat anak-anak menjelaskan alasan di balik tindakan mereka, dan bagaimana perasaan orang lain,” jelas Mulvey 

Mulvey juga menambahkan, hal tersebut akan berguna bagi kaum muda jika mengembangkan keterampilan ini di masa kanak-kanak, karena akan membantu mereka dalam menavigasi dunia yang beragam, dan kompleks kelak.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan, betapa pentingnya melatih belajar memaafkan pada anak. Guna menumbuhkan sikap bersosialisasi yang baik untuk dewasanya kelak.***

 

 

Editor: Ahmad R

Sumber: https://medicalxpress-com.cdn.ampproject.org/c/s/medicalxpre


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah