Baca Juga: Update Vaksinasi Covid-19 Kota Sukabumi: Target Lansia Masih Loyo, PPKM Masih Bertahan di Level 2
Sejumlah tokoh pun bermunculan mengobarkan semangat perjuangan. Misalnya Bung Tomo, KH Hasyim Asy'ari, dan KH Wahab Hasbullah.
Sejarah pun mencatat bahwa kemerdekaan ini tidak akan terjadi jika tidak ada resolusi jihad fii sabilillah dari kalangan Santri, Hisbullah dan Sabilillah.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN), Sunan Ampel menilai bahwa Hari Pahlawan harus ada karena merupakan bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia.
"Karena itu, penetapan Hari Santri 22 Oktober yang selang 20 hari dari Hari Pahlawan 10 November bermakna strategis untuk menunjukkan bahwa kaum Muslim berperan dalam perjuangan kemerdekaan," ucapnya.
Pertempuran Surabaya yang melahirkan Hari Pahlawan tidak akan pernah ada, jika tidak ada semangat juang dari kalangan santri atau Muslim yang didasari oleh Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.***