Melihat Permainan Tradisional Adu Lisung Sukabumi yang Diadaptasi dari Legenda Jaman Pajajaran

- 24 April 2024, 13:06 WIB
Permainan tradisional Adu Lisung dimainkan santri di Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Rabu 24 April 2024.
Permainan tradisional Adu Lisung dimainkan santri di Ponpes Dzikir Al Fath Kota Sukabumi, Rabu 24 April 2024. /Manaf Muhammad/Media Pakuan

Baca Juga: Pilkada 2024 di Kota Sukabumi Sedot APBD hingga Rp25 miliar, KPU : Mudah-mudahan hanya Satu Putaran

Permainan tradisional Adu Lisung dilakukan di lapangan persegi panjang dengan lebar panjang 10 x 5 meter. Adu Lisung dimainkan oleh dua tim. Masing-masing tim terdiri dari empat pemain yang memanggul atau menggotong lisung yang sudah dimodifikasi. Lalu lisung tersebut diadu dengan cara didorong oleh para pemain.

Di antara dua lisung yang diadu, dipasang kayu kuncian supaya lisung tidak bergeser ketika saling dorong. Lisung yang keluar lapangan akan dihitung poin bagi lawan.

"Adu Lisung itu total permainannya 10 menit di mana Kemudian ada dua Lisung yang kemudian saling dorong mendorong. Bagi grup yang bisa mendorong lawannya jauh ke belakang maka grup itu yang mendapatkan kemenangan," cetusnya.

Permainan Adu Lisung juga dipimpin oleh wasit. Saat permainan ini berlangsung, diiringi dengan musik kendang pencak karena Adu Lisung merupakan pengembangan dari olahraga pencak silat. Permainan ini hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa.

Baca Juga: Sungai Ciseupan Meluap, Belasan Rumah Warga Kota Sukabumi Diterjang Banjir Limpasan

"Sebetulnya yang bermain ini ada aturan pokok yaitu orang dewasa dan memiliki kekuatan fisik yang kuat karena dia harus memanggul Lisung yang cukup berat dan harus memiliki dorongan. Secara keseluruhan tingkat keamanannya sangat aman tetapi hanya harus punya kekuatan fisik karena kalau fisiknya tidak kuat dia tidak akan bisa menggotong lisung dan tidak bisa," tandasnya.

Permainan Adu Lisung biasa ditampilkan di Ponpes Dzikir Al Fath dan Museum Prabu Siliwangi ketika ada kunjungan wisatawan, tamu istimewa, dan pejabat.

Salah seorang siswi kelas 4 SD Mardi Waluya bernama Violin (10) mengaku terpukau saat menonton kesenian pencak silat dan Adu Lisung. Dia baru pertama kali berkunjung ke Museum Prabu Siliwangi dan Ponpes Dzikir Al Fath.

"Seru banget, silat. Adu lisung juga seru. Seru juga, koleksi hewan-hewan," kata Violin, Kamis 24 April 2024.

Halaman:

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah