Petani Cabai Sukabumi Merugi, Hasil Tanaman Dibiarkan Tidak Dipanen

- 28 Agustus 2020, 18:00 WIB
Petani di Kampung Cipareang, Cisolok, Kabupaten Sukabumi tengah memanen hasil tanamannya.
Petani di Kampung Cipareang, Cisolok, Kabupaten Sukabumi tengah memanen hasil tanamannya. /

 
MEDIA PAKUAN-Para petani cabai hijau di Kampung Pareang, Desa Gunung Karamat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi merugi. 
 
Biaya operasional bercocok tanam dengan hasil produksinya sama sekali tidak sebanding. 
 
Para petani terpaksa tidak memetik cabai karena tidak sebanding dengan biaya  memetik. 
 
 
Sehingga terpaksa hasil jernihnya dibiarkan begitu saja, tampa di panen. Meski telah berbuah. 
 
Apalagi dimasa pandemi Covid-19, pangsa pasar cabe sangat sulit di tembus petani
 
"Sementara biaya memetik tidak bisa menutup, dengan hasil panen petani," kata salah seorang petani cabai Cisolok, Taufik Kurohman.
 
 
Kendati kerugian masih diinventarisir, kata Taufik Kurohman, tapi para petani merugi hingga mencapai puluhan juta rupiah. 
 
Bayangkan saja, kata Taufik Kurohman, bila petani menanam 5.000 pohon dengan biaya operasional tanam sebesar Rp. 10.000/pohon. 
 
"Maka biaya operasional yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 50 Juta," katanya. 
 
 
Sementara hasil tanam, kata Taufik, dari jumlah pohon sebanyak 5.000. Sedangkan setiap panen hanya 1/2 Kg dengan harga Rp. 8.000. 
 
"Setiap panen petani hanya mendapatkan hasil Rp. 20 juta," katanya. 
 
Tolak Impor 
Kendati hasilnya merugi,  tapi kata Taufik Kurohman para petani menolak pemerintah untuk mengimpor cabai dari luar negeri. 
 
 
Selain itu, kata Taufik Kurohman, petani berharap masyarakat untuk membantu jerihpayahnya. Terutama membeli hasil usahanya. 
 
"Petani meminta masyarakat untuk membeli hasil pertanian lokal," katanya. ***

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x