Bukan Dikeroyok, Dokter Forensik Sebut Dugaan Penyebab Kematian Bocah SD Sukabumi karena Tetanus

- 11 Juli 2023, 13:43 WIB
Dokter Spesialis Forensik RSUD Syamsudin SH Kota Sukabumi dr. Nurul Aida Fathia.
Dokter Spesialis Forensik RSUD Syamsudin SH Kota Sukabumi dr. Nurul Aida Fathia. /Manaf Muhammad/Media Pakuan

 

MEDIA PAKUAN - Misteri penyebab kematian bocah SD di kecamatan Sukaraja kabupaten Sukabumi berinisial MHD (9) menjadi tanda tanya.

Pasalnya spekulasi yang menyebutkan bahwa dia diduga dikeroyok temannya dibantah pihak kepolisian. Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo mengatakan, hal itu berdasarkan dari hasil ekshumasi yang dilakukan dokter forensik dan pemeriksaan para saksi serta olah TKP.

"Dari keterangan saksi semua tidak ada yang pernah melihat adanya terduga pelaku yang dilaporkan itu melakukan pemukulan kepada korban sampai dengan kita melaksanakan olah TKP itu tidak ada yang melihat bahwa terduga pelaku yang dituduhkan itu melakukan penganiayaan terhadap korban," ujarnya, Senin 10 Juli 2023 malam.

Lantas apa penyebab kematian bocah SD tersebut? Dokter forensik dari RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi selaku pihak yang melakukan ekshumasi dan autopsi terhadap jenazah korban, menyampaikan tidak ada trauma atau tanda bekas kekerasan di tubuh korban kecuali akibat tindakan medis.

Baca Juga: Case Closed! Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Bocah SD Sukabumi yang Tewas Diduga Akibat Dikeroyok Teman

"Itu memang ada, tapi luka tersebut merupakan akibat tindakan medis. Jadi ditemukan di punggung tangan akibat infus, kemudian di pergelangan tangan, lengan bawah, dan beberapa di lengan atas ada memar itu bisa akibat dari tindakan medis," ujar Dokter Spesialis Forensik RSUD Syamsudin SH dr. Nurul Aida Fathia.

Pihaknya juga mengambil sejumlah sampel tubuh korban yang diduga keluarga korban terdapat tanda kekerasan untuk diperiksa di laboratorium. Namun dia menyimpulkan bahwa korban meninggal dunia bukan diakibatkan kekerasan melainkan penyakit.

"Ternyata dari hasil pemeriksaan laboratorium pun tidak ditemukan adanya tanda kekerasan. Dalam hal ini kenapa dari lab bisa kelihatan karena tidak ada pendarahan di situ, dari otot tidak ada (pendarahan), dari kulit tidak ada, artinya itu bisa menyingkirkan tanda kekerasan. Jadi memang ada kondisinya, gangguan pada paru-paru atau gangguan nafas," katanya.

Halaman:

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x