"Boles itu sendiri sudah dipertandingkan di negara Turki sudah mendapat juara penampil terbaik di festival Sakarya University di ajang festival seni budaya antar bangsa dan negara juga pernah tampilkan dalam TAFISA Traditional Festival International yang diadakan di Indonesia dan dihadiri oleh 80 negara dan mewakili Indonesia, tapi waktu jaman Corona hanya videonya saja di Portugal sehingga Boles ini di dunia internasional minimal sudah pernah menyaksikan," ujarnya.
"Sehingga perlu kita terus memasyarakatkan Bola Leungeun Seneu ini sebagai kearifan lokal olahraga tradisional khas Indonesia khususnya Kota Sukabumi Jawa Barat dan di sini ada unsur seni budaya, pariwisata dan ada sejarahnya yaitu dari jaman Pajajaran dulu disebutnya nyonyo'o seneu jadi ini ada unsur belajar dari beladirinya yaitu beladiri pencak silat," ucapnya.
Sementara itu Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Sukabumi Indra Wiguna mengatakan, Boles akan lebih diperkenalkan agar bisa kembali menjadi induk olahraga yang dipertandingkan di Fornas edisi berikutnya.
"Kita targetnya Fornas ke 8 nanti di NTB mudah mudahan asboli atau Boles sudah dipertandingkan secara memperebutkan medali kalau sekarang memang masih eksebisi khusus di Jawa Barat," ucapnya.
"Ini yang prestasinya sudah go international kenapa tidak kita menyebarkan Boles bahkan di seluruh Indonesia jangan sampai cuma kita aja yang punya ilmu mah mending disebarluaskan biar bermanfaat dan barokah," jelasnya.