Perseteruan Ukraina dan Rusia Makin Memanas, Inggris Kerahkan Pasukan Besar-besaran: Perkuat NATO di Eropa

- 30 Januari 2022, 17:33 WIB
Ilustrasi tentara Inggris. Akan dikerahkan untuk mengamankan Erooa seiring makin memanasnya Rusia dan ukraina
Ilustrasi tentara Inggris. Akan dikerahkan untuk mengamankan Erooa seiring makin memanasnya Rusia dan ukraina /Reuters/UK Ministry of Defence 2021/Handout via Reuters/
 
MEDIA PAKUAN - Inggris mempertimbangkan pengerahan pasukan secara besar-besaran untuk memperkuat NATO dan perbatasan Eropa di tengah meningkatnya permusuhan Rusia terhadap Ukraina.

Melansir Aljazeera, 30 januari 2022, Perdana Menteri Boris Johnson berencana akan melakukan kunjungan ke wilayah tersebut pekan depan.

Dia juga berharap bisa melakukan komunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon.
 

Johnson menyatakan “pesan ini sangat jelas untuk Kremlin, kami tidak akan mentolerir aktivitas destabilisasi mereka, dan kami akan selalu mendukung sekutu NATO kami dalam menghadapi permusuhan Rusia,” katanya
 
Pada pertemuan hari Senin depan di markas NATO di Brussels, Belgia,  para menteri eropa akan membahas opsi militer untuk membela Ukraina
 

Sementara kepala angkatan bersenjata Inggris akan memberi pengarahan singkat kepada kabinet Inggris tentang situasi di Ukraina di hari berikutnya.

Ketegangan yang meningkat setelah pasukan Rusia berkumpul di perbatasan dengan Ukraina, hubungan antara Rusia dan Barat telah memburuk ke titik terendah sejak Perang Dingin.

Rusia juga telah mengirim banyak pasukan ke perbatasan dengan Belarus, yang terletak di utara Ukraina, sebagai tuntutan jaminan keamanan yang luas, termasuk Ukraina yang tidak diizinkan untuk bergabung dengan NATO.
 

Di tengah tekanan kuat di dalam negeri atas serangkaian skandal yang belum selesai, Johnson akan melakukan perjalanan kedua untuk bertemu rekan-rekannya di  NATO awal bulan depan.

Inggris juga diperkirakan akan mengumumkan sanksinya terhadap Rusia di parlemen pada hari Senin untuk tujuan kepentingan strategis dan keuangan.
 

Ukraina lebih condong ke pihak barat sejak direbutnya semenanjung Krimea pada tahun 2014 dan mulai memicu konflik separatis di timur negara itu yang telah menyebabkan kematian lebih dari 13.000 orang.

Sabtu kemarin Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak negara-negara barat untuk tetap waspada dan tegas  dalam pembicaraan dengan Moskow.*** 

Editor: Ahmad R

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x