Belajar Tatap Muka Dimulai, Pelajar di Cibitung Sukabumi Harus Berperahu: Mereka Lintasi Kawasan Buaya Ganas

- 1 Oktober 2021, 20:34 WIB
Ilustrasi buaya muara dikawasan Cibitung jadi ancaman para pelajar Cibitung, Kabupaten Sukabumi
Ilustrasi buaya muara dikawasan Cibitung jadi ancaman para pelajar Cibitung, Kabupaten Sukabumi /Pixabay/

 

MEDIA PAKUAN - Sejak diberlakukannya PPKM level 2 di Kabupaten Sukabumi, para pelajar SDN dan SMP ini kembali menjalani pembelajaran tatap muka.

Hal tersebut berlaku proses pembelajaran di SDN Coloma dan SMPN 4 Cibitung. Kedua sekolah yang berada di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, harus ditempuh dengan naik perahu.

Perahu akan membawa pulang pergi puluhan pelajar kesekolah. Dengan menyusuri aliran sungai Cikaso. Perahu harus melewati kawasan habitat buaya muara yang terkenal ganasnya.

Baca Juga: Dikenal hingga Mancanegara, Bola 'Lengeun Seneu' Icon Kota Sukabumi: Kesenian Santri Pontren Dzikir Al-Fath

Selain melintasi areal berbahaya, aktivitas para pelajar harus bahu membahu rereongan beli bensin. Mereka patungan beli bensin untuk operasional perahu milik warga saat akan pergi ke sekolah.

Perahu satu-satunya alat transportasi siswa saat pulang dan pergi kesekolah. Sekolah yang berada jauh dari pemukiman warga hanya bisa dilalui dengan perahu.

Pera pelajar ini, berasal dari kampung dan desa di Kecamatan Cibitung dan Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga: 2 Gadis Cantik Arab Saudi Rela Jualan Tengah Malam Hanya untuk Menunggu Ini

Untuk bisa sampai ke Sekolah, mereka menggunakan perahu menyusuri sungai Cikaso, merupakam akses satu-satunya tranportasi.

Salah satu pengajar honorer SDN Ciloma, Obod warga kampung Lingkungsari, Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud, mengatakan posisi kedua sekolah tersebut, berada di bantaran Sungai Cikaso.

Obod mengatakan sebagian siswanya berasal dari Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, dan Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud. Mereka berangkat dan pulang sekolah harus menggunakan perahu.

"Jumlah siswa SDN Ciloma, dari kelas 1 hingga kelas 6, semuanya 71 orang, dengan pengajar 3 honorer, satu PNS Kepala Sekolah, “kata Obod.

Baca Juga: Kuntilanak Dagingnya Terasa Pahit? Kuli Bangunan Asal Sukabumi Nekat Pasca Gendong Perempuan Misterius

Obod mengaku, Sejak 2015, dirinya menjadi tenaga honorer di SDN Ciloma, memiliki siswa kurang lebih 40 orang. Mereka datang dan pulang menggunakan perahu menyebrang dan menyusuri Sungai Cikaso ke SDN Ciloma.

" Sekolah tidak memiliki perahu. Untuk biaya bahan bakar, anak - anak patungan Rp 1000, juru mudinya pak Latip juga honorer di SDN Ciloma,"katanya .

Indra Firmansyah, pengajar SMPN 4 Cibitung Satu Atap memiliki 2 unit perahu, masing-masing perahu untuk siswa, dan satunya untuk para pengajar.

Baca Juga: Ariel Noah Bagikan Kabar Sedih, Lukman Terkapar Sakit Harus Dioperasi: Cut Keke Turut Berduka

"Untuk bahan bakarnya, para siswa udunan Rp.1000, sedangkan untuk para pengajar bergiliran membayar Rp.20 ribu. perahu tersebut merupakan bantuan dari perusahaan Bima Sakti Care , dan para alumni lulusan Jogja 89,"katanya.

Dia mengatakan saat memasukiusim hujan, arus deras dan sungai banjir. untuk  menjaga keselamatan, kegiatan belajar diliburkan.

"Kami khawatir bila dipaksa saat musim hujan, perahu oleh dan tenggelam. Sedangkan dikawasan ini, banyak buaya muara yabg terkenal ganasnya,"kata Indra.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah