Cerita Mistis Warung Mahluk Kerdil di Kota Sukabumi: Warung Berlokasi Tak Jauh Dari TPU Ciandam Masih Misteri

- 13 September 2021, 16:50 WIB
Ilustrasi Tuyul, Mistik Warung Tuyul di Kota Sulabumi yang masih misteri
Ilustrasi Tuyul, Mistik Warung Tuyul di Kota Sulabumi yang masih misteri /Pixabay

MEDIA PAKUAN - Misteri cerita warung kerdil di era 70 an di Kota Sukabumi,  sempat menjadi buah bibir warga sekitar.

Bahkan cerita mistik di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ciandam yang kini berada di dikelurahan Cibeureum Hilir, Kecamatan Cibeureum hingga kini masih misteri.

Apalagi cerita warung misteri yang seluruh pelayanan dan pengunjungnya berbadan kerdil ternyata tidak nyata. Sampai saat ini, belum diketahui dimana keberadaannya.

Dikisahkan Ridwan karyawan di salah satu BUMN di Jakarta. Jabatannya, direktur.

Baca Juga: KKB Kembali Berulah! Bakar Fasilitas Umum di Kiwirok Hingga Terlibat Baku Tembak dengan TNI-Polri

Ridwan  bergelar insinyur lulusan disalah satu perguruan ternama di Kota Bandung. Dia tinggal sendirian di sebuah apartemen di Jakarta.

Sedangkan istrinya alumni Fikom Unpad bekerja di perusahaan swasta, tinggal di Bandung beserta anak anaknya.

Si tukang insinyur ini biasa pulang ke Bandung untuk berkumpul dengan keluarga seminggu sekali. Atau bisa saja pada hari hari libur.

Baca Juga: Natasha Wilona Ungkap Rumah Masa Lalunya yang Memprihatinkan: Gak Ada Atap dan Bawahnya Tanah

Di suatu hari, Sabtu sore, ia sudah berkemas pulang ke Bandung. Ia mengendarai mobil sendiri tanpa sopir.

Mobilpun meluncur dari Jakarta arah Bogor, lewat Jagorawi. Tujuannya ke Bandung lewat puncak supaya lebih santai dan lebih sejuk.

Namun di daerah Ciawi karena hari libur, semua kendaraan yang  mau ke Bandung dari Jakarta, Bogor ditutup tidak bisa lewat Puncak.

Baca Juga: 25 Tahun Bekerja di Mekah TKW ini Dapat Hasil yang Mencengangkan, Berikut Kisahnya

Kendaraan semua dialihkan harus lewat jalur Sukabumi. Mau tidak mau jalur ini harus dilalui. Kendati jaraknya lebih jauh .elambung seperti huruf ' U' untuk mencapai Kota Cianjur.

Dia harus melalui Kota Sukabumi dulu hingga sampai ke Kota Bandung

Si tukang insinyur pun memacu kendaraanya ke Kota Sukabumi. Lido sudah dilalui. Kemudian Cicurug, Parung Kuda, Cibadak, Cisaat semua sudah dilalui. Menjelang tengah malam sampailah di Kota Sukabumi.

Baca Juga: Netizen Kena Prank! Bukan Calon Istri, Zikri Daulay Kenalkan Ini Pada Publik

Si tukang insinyur terus memacu mobilnya tanpa menghiraukan kota. Ya memang kota semakin malam semakin sunyi.Tibalah di daerah Pintu Hek ( hack).

Pintu masuk kota Sukabumi dari arah Cianjur. Suasana malam semakin sepi.

Di daerah ini, Ridwan  mulai kecapaian. Ia mencoba menyusuri jalan sambil berharap ada rumah makan untuk berhenti sejenak agar bisa Istirahat, makan atau minum kopi.

Seperti mata elang, sambil menyetir mobil, mata terus mencari cari, siapa tahu ada warung atau rumah makan yang buka.

Baca Juga: Titin TKW Asal Sukabumi, Rela Kerja di Arab Saudi Sampai Tua Renta demi Kedua Anaknya

Si tukang insinyur terus memacu mobilnya tanpa menghiraukan kota. Ya memang kota semakin malam semakin sunyi.

Entah dimana tepatnya. Tapi diperkirakan sekitar jalan raya Cibeureum yangg dibelakangnya ada areal pekuburan Ciandam atau sebelum Jl. Sukaraja, si tukang insinyur melihat seperti sebuah rumah makan.

Iapun langsung memarkir kendaraannya. Betul saja itu rumah makan. Ketika memasuki rumah makan atau warung itu, suasana terasa sudah tak nyaman.

Hening ditambah lampu yang temaram. Suasana memang sedikit aneh dan mencekam.

Baca Juga: Anak Angkat Buya Hamka, Sukses Setelah Deket dengan Lingkaran Cendana, Targetkan Bangun 1000 Masjid

Di dalam warung itu tampak penjual dan beberapa pengunjung duduk di kursi dan meja disediakan pemilik warung .

Setelah duduk sejenak, seperti ada sesuatu tak lazim. Baik pemilik warung maupun pengunjung duduk di dalam rumah makan atau warung tadi semuanya orang orang kerdil atau orang cebol.

Begitu juga keluar atau masuk rumah makan itu, semua orang orang kerdil. Lebih aneh lagi, baik pemilik warung maupun pengunjung tidak terdengar ada komunikasi sama sekali.

Bahasa isarat pun tidak. Dingin hening dan membisu.

Melihat gelagat aneh ini, ia pun beranjak keluar tak sempat memesan makanan atau minuman. Apalagi bulu kuduk mulai berdiri.
Iapun langsung tancap gas menuju Cianjur melewati tanjakan Gekbrong.

Dalam benaknya terpikir beribu pertanyaan siapakah mereka? Dan rumah makan apakah itu? Manusia atau bukan? Sampai saat ini pertanyaan itu belum terjawab. Apalagi rumah makan itu tidak pernah ditemukan lagi.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x