Patut Ditiru! Budidaya Porang di Kabupaten Sukabumi Raup Rp50 juta, Tanaman Umbi Hutan Mulai Diburu Konsumen

- 24 Januari 2021, 20:04 WIB
Tanaman porang.
Tanaman porang. /Instagram.com/@tanamanporang
 
 
MEDIA PAKUAN - Hanya bermodalkan keringat Petani di Pajampangan, Kabupaten Sukabumi kini bisa tertawa lebar.
 
Mereka mendapatkan keuntungan sebesar Rp 50 juta setelah budaya porang selama enam bulan.
 
Porang merupakan sejenis tanaman umbi yang tumbuh di hutan belantara. Meski demikian, ekonomis dari porang sangat besar apabila dibudidayakan.
 
 
 
Abah Wawan (57) salah satu petani di Kampung Negleng  Desa Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi mengatakan, awalnya tanaman porang ini hanya dianggap tanaman biasa yang tumbuhan liar.
 
Namun sekitar akhir tahun 2018 ada pengepul dari luar daerah yang mencari umbi porang yang menjelaskan kegunaan serta menyebutkan harganya.
 
Dia mulai tertarik dan mengetahui harga dari tanaman porang cukup menggiurkan.
 
 
"Dari situ saya mulai mencari tanaman ini di hutan, saya lebih fokus mencari benihnya. Karena memang kata si pengepul tanaman porang punya prospek yang bagus," ujarnya kepada Media Pakuan
 
Ia menjelaskan mencari porang di hutan bukan untuk dijual tapi ditanam sendiri. Memang kebanyakan orang yang mencari saat itu langsung dijual.
 
Abah Wawan mulai menanam porang pertama kali sekitar bulan April 2020 pada lahan satu hektar dengan bibit sekitar 7.000 buah.
 
 
Kemudian dipanen pada bulan Oktober 2021, hasilnya didapatkan 3.700 kilogram umbi porang dan sebanyak 12 ribu biji katak atau bibit yang tumbuh dari daunnya. 
 
Sebanyak 3.700 kilogram umbi dijual Rp 35 juta dengan harga bervariasi tergantung besar ukuran umbinya. 
 
Sementara kataknya sebanyak 12 ribu biji ditawar Rp 15 juta. Namun kataknya tersebut tidak Ia jual, karena akan dijadikan benih untuk ditanam kembali.
 
 
Meski bisa dibilang berhasil dan untung. Namun Abah Wawan sempat merasa kesal. 
Pasalnya, sekitar satu bulan sebelum dipanen, hampir satu pertiga umbi porang di kebunnya digondol maling.
 
Tapi ia tetap merasa diuntungkan atas usaha bertaninya.bHasil yang diperolehnya, tentu Abah Wawan tidak sembarang menanam ada hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan penanaman porang.
 
Menurutnya waktu enam bulan adalah pola tanam yang sangat cepat untuk dipanen. Apabila pemanen dilakukan 1 sampai 1,5 tahun hasilnya bisa dua kali lipat.
 
 
Ia juga menjelaskan, penanaman porang yang dilakukannya pada lahan satu hektar dengan naungan pepohonan.
 
"Penanaman dilakukan dengan cara tumpang sari, seperti pepaya, pisang, dan singkong," jelasnya. 
 
Pemupukan 7 ribu tangkai, Abah Wawan menggunakan pupuk organik yang Ia buat sendiri dari bahan-bahan yang ada disekitarnya.
 
"Pemumukan hanya diawal saja, setelah benih ditanam. Menghabiskan pupuk kompos organik sekitar empat kubik untuk," tambahnya.
 
 
Dimasa tanam yang kedua kalinya Ia telah menanam benih sebanyak 12 ribu biji pada akhir bulan Desember 2020.*** Samsun Ramlie
 
 

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x