Garangnya Boles dan Pencak Silat saat Tampil di Festival Budaya Muhtesem Endonezya, Turki

2 Desember 2023, 20:02 WIB
Penampilan Boles (bola tangan api) di festival seni budaya Muhtesem Endonezya di Sakarya University, Turki. /Manaf Muhammad/Instagram @muhtesemendonezya

MEDIA PAKUAN - Festival seni budaya di Turki bertajuk 'Muhtesem Endonezya' kembali diselenggarakan tahun ini. Pertunjukan yang digelar di Sakarya University, Turki, pada 24 November 2023 tersebut bertujuan untuk memperkenalkan budaya nusantara kepada publik internasional, salah satunya Turki.

Dalam perhelatan tahun ini, beragam kesenian dan tradisi khas Indonesia mulai dari tarian, nyanyian, seni bela diri, fashion hingga kuliner lokal Indonesia dihadirkan di sana.

Tak ketinggalan, kesenian asal Sukabumi yakni permainan Boles alias bola tangan api turut memeriahkan festival yang digagas Perhimpunan Pelajar Indonesia di Sakarya University itu.

Penampilan Boles diiringi dengan pencak silat dan cambuk api dari Perguruan Silat Sang Maung Bodas. Guru besar PS Sang Maung bodas KH Fajar Laksana mengatakan, selain Boles, jurus pencak silat khas Golok Kala Petok juga ditampilkan di sana.

 Baca Juga: Dosen Asal Gaza Palestina Kebal Api kala Menjajal Main Boles Bareng Santri Sukabumi

"Kita setiap tahun diundang oleh Sakarya Uninversity Turki untuk menampilkan salah satu seni budaya keunggulan khususnya di Jawa Barat dan di Kota Sukabumi yaitu main bola api (Boles), cambuk api, dan Golok Kala Petok," katanya kepada Media Pakuan, Sabtu 2 Desember 2023.

Dia menuturkan, penampilan tersebut juga tak lain untuk membumikan seni bela diri pencak silat yang sudah ditetapkan menjadi world intangible cultural heritage atau warisan budaya tak benda dunia asal Indonesia oleh UNESCO.

Pesilat dari DPN PS Sang Maung Bodas Turki yang juga menampilkan Boles di festival Muhtesem Endonezya. Media Pakuan

Selain itu, perjuangan untuk bisa tampil di festival tersebut menurutnya tidaklah mudah. Misalnya, harus mengirim bahan-bahan untuk kesenian Boles dari Indonesia seperti batok kelapa, minyak tanah, dan tali untuk cambuk api.

Hal tersebut bisa terlaksana juga karena kerja keras dari mahasiswa Indonesia di Sakarya University yang sudah mengembangkan Boles dan pencak silat sejak 4 tahun lalu.

Baca Juga: Perdana! Boles Asal Kota Sukabumi akan Dipertandingkan Eksebisi Khusus di Fornas 2023

"(Bahan-bahan) dikirim dari sini (Indonesia) ke Turki karena di sana seperti minyak tanah sudah langka jarang karena di sana udah pakai gas semua. Pohon kelapa juga udah jarang di sana karena memang beda musimnya dengan di Indonesia," ujarnya.

Antusiasme warga di negara yang masuk benua Eropa dan Asia itu terhadap Boles dan pencak silat menurutnya cukup tinggi. Sehingga hampir tiap tahun sejak 2019, kesenian tersebut ditampilkan di sana.

Kesenian cambuk api di festival Muhtesem Endonezya, Turki. Instagram @muhtesemendonezya

Tercatat, Boles dan pencak silat aliran Sang Maung Bodas tampil di Muhtesem Endonezya pada tahun 2019, 2021, 2022, dan 2023. Pada 2020 ditiadakan lantaran masih dalam kondisi pandemi Covid 19.

"Pencak silat bukan hanya untuk olahraga bela diri tetapi juga untuk seni pertunjukan sehingga pencak silat itu menjadi bagian seni budaya khas Indonesia khususnya Jawa Barat dan Kota Sukabumi dan selalu diapresiasi mendapat penghargaan," ucapnya.

Baca Juga: Membumikan Pencak Silat, Pendekar dari Eropa dan Asia Unjuk Gigi di Silat Day Al Fath

"Luar biasa makanya memang diminta tampil satu tahun itu karena memang antusias warga Turki sangat memberikan apresiasi yang baik sehingga setiap tahun kita disuruh tampil," jelasnya.

Sementara itu Ketua Dewan Perwakilan Negara (DPN) PS Sang Maung Bodas Turki Muhammad Irsyad Fatahillah mengatakan, penampilan Boles dan pencak silat telah dipersiapkan dengan matang oleh sejumlah mahasiswa di Turki demi bisa dipertunjukkan secara sempurna.

"Alhamdulillah kemarin kami sukses menampilkan Boles dan pencak silat kepada para hadirin di Muhtesem Endonezya. Total ada 15 pesilat yang ikut terlibat," katanya kepada Media Pakuan, Sabtu 2 Desember 2023.

Makna Filosofis Boles

KH Fajar Laksana yang juga pencipta Boles menjelaskan, kesenian tersebut diadaptasi dari permainan Nyonyoo Seuneu (memegang api) yang sudah ada pada abad ke 13 hingga 15 masehi di era kerajaan Pajajaran.

Baca Juga: Asyik dan Bikin Ketagihan, kata Heru Gundul Usai Jajal Main Boles di Sukabumi

Penjelasan itu terdapat di Kitab Suwasit yang tersimpan di Museum Prabu Siliwangi, yang berlokasi di Ponpes Dzikir Al Fath Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi.

Permainan Boles dimaknai untuk menggambarkan kehidupan manusia yakni dalam usaha mencapai tujuan, manusia harus bisa mengendalikan hawa nafsunya.

"Bola lengen seneu (Boles) itu menggambarkan bagaimana kita bisa mengendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu digambarkan dengan api, api dipermainkan itu supaya kita tidak terbakar oleh api (atau) tidak terbakar oleh hawa nafsu untuk mencapai suatu tujuan yang sudah direncanakan. (maka) Kita festivalkan karena ini juga bagian dari warisan budaya kita," ungkapnya.***

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan

Tags

Terkini

Terpopuler