Ingin Jadi Guru Meski Seluruh Tubuh Dipenuhi Tato, Helaine Tolak Berbagai Asumsi Buruk

- 29 September 2020, 18:06 WIB
Ilustrasi tato.
Ilustrasi tato. /Pexels/Pixabay


MEDIA PAKUAN - Sylvain Helaine (35) seorang guru TK di Prancis membuat tato di seluruh tubuh dari wajah, lidah, hingga bagian putih matanya menjadi warna hitam.

Ia sempat dilarang mengajar oleh pihak sekolah karena tato tersebut menyebabkan anak-anak ketakutan dari berbagai keluhan yang didapatkan dari orang tua.

Pengalaman tersebut diperoleh tahun lalu oleh Helaine saat mengajar di TK dan SD Docteur Morere yang berlokasi Palaiseau, Paris.

Baca Juga: Polri Pastikan Tidak Beri Izin Keramaian Liga 1 dan Liga 2 Indonesia

Saat itu mimpi buruk dialami seorang siswa TK yang masih berusia tiga tahun  setelah melihat Helaine meskipun tidak dibimbing langsung olehnya.

Kejadian tersebut disampaikan orang tua siswa kepada pihak sekolah.

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Helaine terpaksa diberhentikan pihak sekolah. "Saya pikir keputusan yang mereka ambil cukup menyedihkan,” katanya.

Baca Juga: Jatim dan Jateng Paling Tinggi Angka Kasus Laka Lantas

Seorang juru bicara sekolah mengatakan keputusan tersebut diambil pihaknya karena menilai penampilan Helaine membuat takut murid TK yang berusia di bawah enam tahun.

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-depok.com sebelumnya dalam artikel "Habiskan 460 Jam untuk Ukir Tato Seluruh Tubuh, Pria Ini Ingin Dedikasikan Hidupnya sebagai Guru TK", meskipun begitu Helaine memutuskan akan tetap menjadi guru.

Tekad itu ianbuktikan dengan tetap mengajar anak-anak usia enam tahun ke atas atau jenjang sekolah dasar (SD).

“Saya seorang guru SD, saya menyukai pekerjaan saya,” ujar Helaine. Ia mengungkapkan ia telah menghabiskan waktu 460 jam untuk memasang tato di seluruh tubuh.

Semua murid dan orang tua mereka selalu takjub dengan saya karea mereka benar-benar mengenal saya,” lanjutnya.

Baca Juga: Cetak Rekor! BTS Jadi Artis Pertama yang Kuasai 3 Chart Billboard Paling Bergengsi di Dunia

Pria yang telah memulai membuat tato di tubuhnya sejak usia 27 tahun itu merasa bahwa karya seni yang satu ini merupakan kesenangannya.

Ia ingin menunjukkan kepada siswanya untuk bisa menerima orang lain meski tidak sesuai norma.

"Mungkin ketika mereka dewasa, mereka akan tumbuh menjadi orang yang tidak rasis dan kurang homofobik, serta mampu berpikir secara terbuka"

" Lain halnya jika orang melihatk saya dari jauh, kebanyakan dari mereka sering berasumsi buruk,” ujar Helaine.*** (Lidya Aprillia/Siti Nuraeni)

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: PR Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah