Proklamator Flamboyan dengan Seribu Kisah Cintanya

- 20 Agustus 2020, 11:52 WIB
Wanita-wanita dibalik Sukarno
Wanita-wanita dibalik Sukarno /dok.sejarah Indonesia/

3.Kartini Manoppo
Wanita asal Boolang Mongondow, Sulawesi Selatan ini, berasal dari kalangan terhormat dan berprofesi sebagai pramugari Garuda Indonesia. Pertemuannya dengan Sukarno terjadi kala menghadiri pameran lukisan Basuki Abdullah.

Sejak itu pula tiap kali ada lawatan ke luar negeri, ia selalu turut. Dengan Kartini, Sukarno dianugerahi putra bernama Totok Suryawan Sukarno yang lahir tahun 1967. Pernikahan ini awalnya ditutup rapat-rapat atas permintaan keluarga Kartini. Usia pernikahannya berlangsung sembilan tahun (1959 – 1968).

Baca Juga: Fenomena Uang Pecahan 75 Ribu di Sukabumi

4.Haryati
Penari istana sekaligus Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian ini memikat Soekarno yang mencintai seni. Haryati dinikahi Soekarno di 21 Mei 1963 dalam usia 23 tahun. Namun usianya tak berlangsung lama, hanya tiga tahun (1963 – 1966). Diduga ini karena Presiden Soekarno menjalin cinta pula dengan Ratna Sari Dewi atau Dewi Soekarno.

Baca Juga: [VIDEO] Emak emak Berpakaian Daster Kompak Main Lisung Peringati HUT Kemerdekaan

5.Ratna Sari Dewi
Nama Jepangnya adalah Naoko Nemoto. Wanita ini kelahiran 6 Februari 1940 ini bertemu dengan Presiden Soekarno via penghubung saat Soekarno menginap di Hotel Imperial, Tokyo, Jepang. Dewi adalah seorang pelajar dan entertainer sebelum berkenalan dengan Sukarno, dan menjadi istri kelima Soekarno di usia 19 tahun (kala itu Soekarno berusia 57 tahun). Usia pernikahannya berlangsung selama delapan tahun (1962 – 1970). Pernikahan mereka membuahkan satu orang putri bernama Kartika Sari Dewi Soekarno.

Baca Juga: Fenomena Uang Pecahan 75 Ribu di Sukabumi

Wanita-wanita dibalik Sukarno
Wanita-wanita dibalik Sukarno

6.Yurike Sanger
Pelajar yang tergabung dalam Barisan Bhinneka Tunggal Ika ini tampil pada acara kenegaraan. Tanggal 6 Agustus 1964, keduanya menikah secara agama di kediaman Yurike. Pemakzulan Presiden Soekarno setelah pecahnya Gerakan 30 September 1965 berdampak pada kekuasaannya. Hubungan pernikahan keduanya hanya berjalan selama empat tahun saja (1964 – 1968).

Baca Juga: Tahun 2021, BIBJ Kertajati Dibuka untuk Embarkasi Haji dan Umrah

Halaman:

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah