KH Hasyim Asy'ari. Ulama Kharismatik Yang Tak Surut Melawan Penjajahan

11 Agustus 2020, 08:16 WIB
Tokoh Nasional KH. Hasyim Asy'ari /Popi Siti Sopiah/

MEDIA PAKUAN - Nahdlatul Ulama (NU) menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Berdirinya NU pada 31 Januari 1926 tidak bisa lepas dari peran KH Hasyim Asy'ari. . muqaddimah NU Qonun Asasy karangan Hasyim menjadi bagian dari Anggaran Dasar NU. Beliau juga merupakan seorang ulama dan sekaligus pemimpin dari pondok pesantren tebuireng.

Baca Juga: Akibat Covid 19 , Momen Kemerdekaan RI ke 75 Warga Limbangan Garut tanpa Badawang

KH. Hasyim Asy'ari lahir pada tanggal 10 april 1875, di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Beliau merupakan anak ketiga dari sebelas bersaudara. Ayahnya bernama Asy'ari sedangkan Ibunya bernama Halimah.

Beliau sosok pria yang bersahaja namun tegas terutama kepada kaum penjajah kolonial belanda. Masa-masa revolusi fisik di tahun 1940, barangkali memang menjadi kurun biaya terberat bagi beliau. Pada masa penjajahan Jepang, beliau dipanggil oleh pemerintah fasisme Jepang.

Baca Juga: Plt Bupati Cianjur Bantah Kebakaran Pasar Ciranjang Akibat Sabotase

Dalam tahanan itu sendiri, penyiksaan demi penyiksaan dialami oleh beliau sehingga salah satu jari beliau menjadi cacat. Pada saat yang sama, beliau sedang menuliskan lembaran-lembaran dalam bahasa Indonesia, yakni dengan diserukan resolusi jihad yang beliau memfokuskan pada tanggal 22 Oktober 1945, di Surabaya yang lebih dikenal dengan hari pahlawan nasional. KH. Hasyim Asy'ari wafat pada tanggal 25 Juli 1947 dalam usia 72 tahun, beliau dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang.

Seruan-seruan dari Kiai Hasyim mengenai jihad dan mewaspadai adu domba sesama umat Islam mulai menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah Hindia Belanda. Mereka khawatir seruan Kiai Hasyim bisa mempengaruhi masyarakat untuk menentang pemerintah kolonial.

Baca Juga: Perusahaan Asal Amerika Pindah ke Jawa Tengah

Kiai Hasyim adalah ulama yang tidak mau berkompromi pada penjajah, baik itu Belanda maupun Jepang. Pada masa penjajahan Belanda, sikapnya yang non kooperatif kerap membuat Belanda kelimpungan.

Berbagai cara dilakukan untuk membuat Kiai Hasyim mau tunduk kepada Belanda. Misalnya, Belanda pernah menangkapnya dengan tuduhan pembunuhan. Sebabnya, intel Belanda yang ditugaskan membuat kerusuhan di Pesantren Tebuireng tertangkap dan tewas di hajar massa.

Baca Juga: Kobaran Api di Pasar Ciranjang Cianjur Nyaris Merembet ke Pemukiman Warga

Peristiwa itu dimanfaatkan Belanda untuk menangkap Kiai Hasyim. Namun, karena kepiawaiannya dengan hukum-hukum Belanda, ia mampu menepis semua tuduhan itu dan lolos dari jeratan hukum.

Belanda terus berusaha membuat Kiai Hasyim tunduk dengan cara-cara licik dan represif. Pernah juga Belanda mengirim beberapa kompi pasukan untuk memporak-porandakan pesantrennya. Akibatnya, hampir seluruh bangunan pesantren hancur dan banyak kitab-kitab yang terbakar.

Baca Juga: Wales David Brooks Menjadi Incaran Liverpool, Everton , Tottenham dan West Ham

Pada sekitar tahun 1935, Belanda mengubah taktiknya dengan menawarkan bantuan dan penghargaan dalam bentuk Bintang Perak atas jasanya di bidang pendidikan Islam. Namun, semuanya ditolak Kiai Hasyim.

Tidak putus asa, di tahun 1937, untuk kedua kalinya Kiai Hasyim didekati orang-orang suruhan Belanda dengan kembali memberi iming-iming anugerah bintang jasa. Namun, iming-iming itu lagi-lagi ditolak olehnya. Malahan Belanda dibuat gusar oleh fatwa Kiai Hasyim yang mengatakan bahwa perang melawan Belanda adalah perang suci (jihad).

Baca Juga: [VIDEO] Suasana Kepanikan Para Pedagang di Pasar Ciranjang saat Kebakaran Melanda

Berkat jasa-jasanya itu, maka Presiden Soekarno lewat Keputusan Presiden (Kepres) No. 294/1964 menetapkan KH. Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai Pahlawan Nasional. Semoga sebagai generasi penerusnya, kita mamou meneruskan keteladanan yang diajarkan oleh Hadratussyekh Kiai Haji Hasyim Asy’ari.

Sumber: GoodNews, Tokoh Indonesia Teladan terbitan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI).***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler