Pasca Debat, Pengamat Kecewa Debat Capres Semalam Ada Jawab Kesejahteraan: Simak Penjelasanya

- 5 Februari 2024, 10:35 WIB
Pemerhati Kecawa debat Capres 2024/ YouTube KPU RI
Pemerhati Kecawa debat Capres 2024/ YouTube KPU RI /
 
MEDIA PAKUAN - Pengamat sekaligus peneliti bidang sosial The Indonesian Institute Research (TII) Dewi Rahmawati menilai sederet program kerja yang disampaikan ketiga calon presiden (capres) peserta Pemilu 2024 tersebut, ternyata belum menjawab permasalahan dasar terkait aspek kesejahteraan rakyat.

"Melihat dari situasi lapangan saat ini dan dari hasil pemaparan visi misi capres malam ini, saya melihat program ketiga capres masih belum menjawab pertanyaan mendasar terkait kesejahteraan," kata Dewi menanggapi segmen pembuka Debat Kelima Capres Pemilu 2024 di Jakarta, Minggu malam 4 Febuari 2024.
 
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Wilayah Jawa Barat Tanggal 5 Februari 2024 sebagai berikut : Pagi hari (07.00 – 13.00 WIB) :

Dewi mengatakan salah satu permasalahan mendasar yang luput dari pemaparan program kerja maupun visi dan misi ketiga capres tersebut adalah pemenuhan hak kebutuhan dasar individu.

Menurutnya,kebutuhan dasar itu meliputi kestabilan harga pangan, kemampuan memiliki rumah yang layak dan murah, juga peningkatan daya beli masyarakat.

Soal kebutuhan dasar lainnya, Dewi menyebutkan masalah kebijakan perlindungan sosial, baik untuk aspek kesehatan maupun jaminan hari tua, masih harus dibenahi skemanya.

Oleh itu,ia mengingatkan peningkatan kesejahteraan masyarakat sejatinya perlu kerja kolaboratif yang tidak hanya melibatkan negara, tetapi juga masyarakat sipil.
 
Baca Juga: Benarkah Tora Sudiro Mengaku deg-degan Melepas Anak Pertamana? Agustus 2024 Akan Menikah? Siak Penjelasanya

Mengaitkan secara khusus dengan aspek pendidikan, misalnya, dia mengatakan langkah penting yang harus dilakukan presiden terpilih nantinya adalah memetakan masalah dengan melibatkan pihak-pihak yang berkaitan langsung.
 
 


Langkah itu menjadi penting untuk menghindari pengambilan keputusan yang hanya terbatas pada satu masalah saja dan kembali melupakan masalah lain yang tidak kalah penting.

"Tidak adil rasanya jika kita membandingkan permasalahan kesejahteraan pendidik yang berada di perguruan tinggi dengan pendidik atau guru yang berada di tingkat pengajaran sekolah saja," ujar Dewi.***
 
 
 
 
 
 
 
 

Editor: Ahmad R

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah