Kisah Muhammad Fadli Selamat dari Erupsi Gunung Marapi Diketinggian 2.891 Meter

- 5 Desember 2023, 11:55 WIB
Kisah Muhammad Fadli Selamat dari Erupsi Gunung Marapi Diketinggian 2.891 Meter
Kisah Muhammad Fadli Selamat dari Erupsi Gunung Marapi Diketinggian 2.891 Meter // Foto oleh Nans 82: https://www.pexels.com/id-id/foto//

MEDIA PAKUAN  - Erupsi gunung Marapi  pada 3 Desember 2023 lalu menyebabkan setidaknya 75 pendaki sempat terjebak saat Gunung Marapi mengalami erupsi. Sebanyak 11 ditemukan meninggal dunia, dan 12 lainnya belum ditemukan.

Salah satu korban yang selamat Muhammad Fadli pria berusia 20 tahun ini menceritakan keadaan nya saat di atas gunung bersama rekan-rekan nya.

Fadli menceritakan bahwa dirinya bersama 17 orang temannya yang terdiri dari 12 pria dan lima perempuan, memutuskan untuk naik ke Gunung Marapi pada Sabtu, 02 Desember 2023.

Ia mengatakan “tidak ada firasat” apa pun saat mendaki Gunung Marapi di Sumbar dengan ketinggian hampir setara dengan Gunung Merbabu di Jawa Tengah.

"Kami naik hari Sabtu dan bersama-sama mendaki dan saling membantu dalam segala hal," katanya.

Saat itu ia berada di sekitar puncak gunung dengan ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (Mdpl), Suara gemuruh ini hanya awal dari proses erupsi Gunung Marapi.

Baca Juga: Link Live Streaming TNI AL VS Popsivo Polwan pada Final Four Livoli Divisi Utama 2023, :Sekarang di Moji

"Saat mendengar gemuruh dan merasakan guncangan itu, saya langsung bersembunyi bersama tiga teman saya," kata Fadli di RSUD Padang Panjang saat ditemui dikutip dari BCC, Senin, 5 Desember 2023.

Saat melihat batu-batu mulai melayang, Fadli berusaha bersembunyi di balik batu besar tangannya mencoba menepis batu-batu yang melayang ke arahnya alhasil beberapa jarinya patah.

"Saat salah satu batu menuju ke saya, saya menepisnya dengan tangan kosong yang mengakibatkan jari saya patah," katanya.

Tak lama kemudian, asap hitam menyelimuti langit. Lalu asap hitam dan debu pekat membekap mata Fadli. Ia benar-benar tidak bisa melihat di sekitarnya.

"Saat itu kami tetap bersembunyi di balik batu dan saya tidak mengetahui lagi tentang teman-teman saya yang lain," lanjutnya.

Saat awan hitam mulai keluar fadli bersama tiga rekannya masih berusaha turun untuk mencari sinyal telepon dan tetap menghindari awan hitam itu karena awan hitam itu berbahaya dan panas.

Setelah mendapat beberapa batang sinyal di layar ponsel, Fadli langsung menghubungi pihak Basarnas dan menyampaikan situasi dan keadaannya.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Semburkan Abu Setinggi 700 Meter

"Pihak Basarnas meminta agar saya menunggu di sebuah pertigaan dan nanti katanya akan dijemput ke sana," lanjutnya.

Fadli akhirnya ditemukan ditempat yang dijanjikan setelah menunggu selama delapan jam.

"Saat tim evakuasi sampai di tempat itu, akhirnya saya bisa lega. Karena saya dan tiga teman saya akhirnya bisa selamat walaupun dalam keadaan luka-luka," lanjutnya.

Saat dievakuasi, Fadli mengalami luka patah tulang, besut, dan luka bakar di punggungnya. Kondisi ini membuatnya harus digendong anggota tim penyelamat yang melakukan penjemputan. Tapi lukanya terasa perih, sehingga ia harus ditandu.

"Setelah tiga jam ditandu, akhirnya saya sampai ke pos evakuasi dan akhirnya saya bawa menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ini," lanjutnya.

Menurut Fadli, dirinya sudah melakukan pendakian sebanyak 10 kali dan pada pendakiannya yang ke 10 itu ia mendapatkan sebuah pengalaman yang sangat berharga.

"Saya sudah mendaki Gunung Marapi ini beberapa kali, Gunung Talang dan Gunung Singgalang," tuturnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x