Network
Media Pakuan – Yayasan Santri Mengglobal Nusantara kembali menyelenggarakan Program International Islamic Comparative Study (IICS) Batch 5, pada tanggal 5 hingga 10 Juli 2023 di tiga negara yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Program International Islamic Comparative Study ini diikuti oleh 30 peserta dari beragam kalangan, dimulai dari santri kelas dua Madrasah Aliyah/SMA, mahasiswa dan mahasiswi berbagai perguruan tinggi, hingga ibu-ibu pegiat pengajian majelis taklim.
Program International Islamic Comparative Study itu bertujuan untuk membangun relasi dan membedah cakrawala global.
IICS tersebut merupakan program rutin yang dilaksanakan dua kali dalam setahun.
Tujuan utama IICS adalah membangun jaringan di tingkat internasional, sehingga peserta dapat mengenal dan merasakan budaya, bahasa, lingkungan, dan sistem pendidikan yang berbeda serta meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Selain itu, acara ini juga bertujuan mendorong peserta untuk bekerjasama dalam proyek tim dan meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris.
Selama acara, para peserta mengikuti berbagai kegiatan seperti kuliah umum, lokakarya, kunjungan ke lembaga pendidikan serta situs sejarah, juga diskusi panel tentang isu-isu yang berkaitan dengan keislaman dan perbandingan antar budaya.
Adapun rute perjalanan program tersebut dimulai dari bandara Soekarno-Hatta menuju bandara Changi, Singapura.
Sesampainya di Changi, peserta langsung mengunjungi waterfall Jewel Changi Airport.
Di negeri singa tersebut peserta mengunjungi salah satu kampus ternama dan bergengsi, yaitu Nanyang Technological University (NTU) Singapore.
Di tempat ini, peserta diajak berkeliling untuk sharing dan melihat kultur akademik kampus NTU.
Peserta dikenalkan jurusan-jurusan kuliah yang tersedia di NTU dari jenjang S1 sampai S3.
Baca Juga: Selalu Akur Dengan Ayus Sabyan, Ririe Fairus Isyaratkan Sudah Move On Dari Mantan Suami
Mereka juga dikenalkan cara mendaftar dan mendapatkan beasiswa di kampus tertua nomor dua di Singapura tersebut.
Selain itu, peserta juga diajak berkeliling melihat sarana dan prasarana belajar yang tersedia, seperti kelas, gedung pertemuan, perpustakaan, dan tempat-tempat strategis untuk belajar lainnya.
Dari kampus NTU, peserta bertolak menuju masjid Haji Muhammad Salleh untuk berziarah ke makam Habib Nuh bin Muhammad al-Habsyi yang terletak persis di samping masjid.
Baca Juga: Disebut Centil Hingga Masih Berharap Ke Ayus Sabyan, Ririe Fairus Beri Jawaban Santai
Habib Nuh dikenal sebagai wali Allah yang sangat berpengaruh dalam menyebarkan ajaran Islam terkhusus di Singapura, dan umumnya kawasan Asia Tenggara.
Setelah ziarah, peserta berkunjung ke tempat-tempat iconic di Singapura seperti Merlion Park, Universal Studio, China Town.
Mereka pun melaksanakan salat zuhur dan asar dengan jamak takhir di Masjid Sultan yang dikenal sebagai masjid tertua di Singapura.
nurBaca Juga: Nursyah Mustamin Pamer Foto Saat Muda, Netizen : Cantik, Mirip Indah Permatasari
Kemudian kegiatan pada hari kedua dimulai dengan mengunjungi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, Malaysia.
Dalam kunjungan di KJRI ini, peserta dikenalkan oleh pihak KJRI tentang peran pemerintah Indonesia dalam kancah international dari berbagai sektor, baik ekonomi, sosial, agama, dan pendidikan.
Bahkan, pihak KJRI siap memfasilitasi peserta yang ingin mengekspor produknya ke Johor Bahru.
Dari KJRI Johor Bahru, perjalanan IICS dilanjutikan menuju Malaka dalam rangka napak tilas sejarah peradaban Islam.
Baca Juga: Angga Wijaya dan Anna Lakukan Bulan Madu Ke Korea Bersama Kedua Anaknya
Dalam literatur sejarah Islam Nusantara, Kerajaan Malaka tercatat sebagai kerajaan Islam pertama yang berdiri di Nusantara bersama dengan kerajaan Samudra Pasai.
Peserta juga mengunjungi masjid Selat Melaka untuk melaksanakan salat zuhur di sana.
Di masjid ini terlihat Selat Malaka, yaitu sebuah selat yang terletak antara Malaysia dan pulau Sumatra Indonesia.
Baca Juga: Momen Bahagia Idul Adha Angga Wijaya dan Anna, Netizen Malah Senggol Dewi Perssik
Dulu, Selat Malaka merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia karena menjadi pelabuhan international, tempat masuknya para pedagang dari berbagai belahan dunia.
Hari ketiga, agenda kunjungan akademik dilaksanakan di kampus International Islamic University Malaysia (IIUM), salah satu perguruan tinggi Islam primadona di negeri jiran tersebut.
Di kampus ini, peserta IICS diajak untuk melihat kultur akademik IIUM, kampus tour, serta sharing seputar beasiswa dan perkuliahan yang bertempat di gedung pertemuan IIUM.
Baca Juga: Kurban Sapi, Netizen Tuding Angga Wijaya Pakai Uang Sang Istri Hingga Dewi Perssik
Setelahnya, peserta mengunjungi tempat-tempat iconic di Malaysia seperti KLCC, Menara Petronas, Batu Caves, dan Genting Highland.
Hari keempat dan kelima, kegiatan IICS batch 5 berlangsung di Thailand.
Banyak tempat-tempat menarik yang dikunjungi para peserta di Negeri Gajah Putih ini, seperti Masjid Songkhla, Sleeping Budha, Pasar Asean, Floating Market, dan Samila Beach.
Kunjungan-kunjungan akademik, keagamaan, dan budaya dalam kegiatan IICS ini diharapkan menjadi motivasi santri untuk terus meningkatkan wawasan dan pengalaman santri dalam kancah internasional, sehingga santri Indonesia memiliki relasi dan wawasan global yang kuat untuk kemajuan negara dan agama.*** (Gilang Ramadhan).
