Pertemuan ke-4 di Manokwari, W20 Dorong Akses Ekonomi untuk Perempuan Pedesaan dan Penyandang Disabilitas

- 11 Juni 2022, 20:20 WIB
Chair Women20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi (empat dari kiri), pada saat pembukaan acara pertemuan keempat W20 di Manokwari, Kamis (9/6)/FOTO ISTIMEWA.
Chair Women20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi (empat dari kiri), pada saat pembukaan acara pertemuan keempat W20 di Manokwari, Kamis (9/6)/FOTO ISTIMEWA. /

MEDIA PAKUAN-Pertemuan Women20 (W20) di Manokwari, Papua Barat, 8-9 Juni 2022 menghasilkan sejumlah rekomendasi yang menekankan pada advokasi bagi perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas dalam hubungannya dengan upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif serta akses untuk membangun ketahanan. 

Pertemuan tersebut juga telah mengidentifikasi tantangan bagi perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas dalam menghilangkan akses yang tidak setara bagi perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas agar mereka bisa berpartisipasi dalam perekonomian.

Baca Juga: XL Axiata Sediakan Kartu Perdana Khusus untuk Jamaah Haji di Tanah Suci

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, I Gusti Bintang Puspayoga mengatakan, meskipun kemiskinan tidak pernah netral gender, faktanya, wanita merupakan sebagian besar orang miskin di dunia.

Perempuan umumnya menghadapi diskriminasi, stigmatisasi, subordinasi, marginalisasi, dan bahkan kekerasan.

Masalah-masalah ini telah menyebabkan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat yang tidak setara atas sumber daya bagi perempuan, yang menyebabkan potensi yang mereka miliki kurang dimanfaatkan.

"Bintang menambahkan, saat ini tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan Indonesia hanya 53,34 persen. Perempuan juga terkonsentrasi di sektor informal, yaitu 63,8 persen,” katanya.

Bintang menambahkan, situasi bagi perempuan yang terpinggirkan, terutama perempuan penyandang disabilitas dan mereka yang tinggal di daerah pedesaan, jauh lebih buruk.

 Mereka menghadapi tantangan yang cukup banyak, seperti kurangnya layanan dan infrastruktur yang buruk di daerah pedesaan telah membuat akses ke informasi, pendidikan, perawatan kesehatan, dan pekerjaan formal.

Halaman:

Editor: Hanif Nasution


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x