Network
MEDIA PAKUAN - Menjelang Mudik 2022, ada beberapa persiapan yang harus kita siapkan terutama pada Ramadhan kali ini yang masih dalam keadaan Covid-19.
Pihaknya Korlantas Polri telah mempersiapkan Skema Contra Flow dan memberlakukan ganjil-genap di sejumlah titik.
Dan hal tersebut bisa di jadikan perhatian bagi masyarakat yang akan mudik
Baca Juga: Intip Kehidupan Wanita Non Muslim di Arab Saudi, Bikin Para TKI Tercengang dan Geleng-Geleng Kepala
Rekayasa yang dilakukan Korps lalu lintas Polri (Korlantas) ini bertujuan untuk mengurai kemacetan yang terjadi saat musim mudik Idul Fitri 2022.
Dalam rekayasa persiapan mudik tersebut, berupa pemberlakuan Skema Contra Flow, satu arah (one way) dan juga memberlakukan skema ganjil-genap.
Dari informasi yang di kutip dari akun Instagram @divisihunaspolri, mengenai pemberlakuan tersebut akan dimulai pada 28 April 2022.
Karena pada tanggal tersebut merupakan hari terakhir bekerja jelang lebaran Idul Fitri 1443 H.
Kabarnya jika skema yang di berlakukan belum cukup makan pihaknya korlantas akan memberlakukan one way dari arah Jakarta menuju Timur atau Jawa tengah.
Dalam hal ini, Polri juga mengimbau seluruh masyarakat yang nantinya akan melaksanakan mudik, untuk menyesuaikan tanggal mudik sesuai jadwal ganjil-genap yang berlaku.
Baca Juga: Terjadi Kembali! Banyak Jamaah Umroh Diusir dari Masjidil Haram Arab Saudi, Ini Penyebabnya
Kemudian nantinya akan ada petugas yang mengarahkan ke gate Tol masuk di wilayah masing-masing.
Kakorlantas Polri Irjen Pol. Drs. Firman Santyabudi. M.Si. telah menandatangani surat keputusan bersama Dirjen perhubungan darat dan Dirjen bina Marga di kantor kementerian perhubungan Jakarta pusat pada Rabu 13 April 2022 yang lalu menjelaskan mengenai rekayasa tersebut.
"Dari Jumlah kendaraan yang diprediksi juga akan mudik, one way akan kita lengkapi dengan ganjil genap. Ini harus kami lakukan lagi dan kami informasikan lagi pada masyarakat supaya masyarakat bisa mempersiapkan diri sebelum berangkat Kendaraan yang akan digunakan berplat nomor apa dan kapan bisa digunakan," ungkap Kakorlantas Firman Santyabudi. M.Si. ***
