MEDIA PAKUAN - Pada kunjungan duta besar Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarusia, Mohamad Wahid Supriyadi ke Republik Dagestan, maret lalu.
Dia dikejutkan saat diperkenalkan kepada dua orang anak Dagestan yang kedua nya bernama Sukarno.
Wahid pada saat itu akan meresmikan pusat studi mengenai Indonesia. Dia tak menyangka, sang Proklamator Kemerdekaan RI itu pernah menginjakkan kaki di sana masih membekas.
Baca Juga: Terkena Fitnah dan Ancaman dari Akun Palsu, Marissya Icha Minta Tolong Hal Ini Kepada Netizen
Kepala Pusat Nusantara, Ibrahim Abdulaev, yang merupakan sepupu Kamil Sukarnoevich ayah dua anak tersebut, memperkenalkan anaknya, Sukarno Kamilevich (Sukarno bin Kamil) dan Sukarno Magomedovich (Sukarno bin Muhammad).
Ibrahim menceritakan bahwa nama tersebut adalah warisan kekaguman sang kakek buyut terhadap keteladanan Sukarno, yang ia abadikan hingga 4 generasi.
Ia menceritakan kakek buyutnya Musa Gashimovich, Ketua Kelompok Tani asal Dagestan.
Walaupun tidak berkenalan langsung, mengenal sosok Sukarno saat mengikuti sidang Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet di Kremlin, Moskow, pada Juni 1961.
Ketika sidang masih berlangsung, pada tengah hari, Sukarno tiba-tiba berdiri dan meminta izin meninggalkan ruangan kepada Sekjen Partai Komunis Nikita Khrushchev untuk melaksanakan shalat Dzuhur.
Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nikita Khrushchev mempersilahkan Sukarno meninggalkan ruangan.
Hal itu membuat Musa terkejut tak percaya, seseorang diperbolehkan beribadah, sementara segala kegiatan beragama merupakan hal terlarang pada zaman Soviet.
Setahun kemudian istri Musa melahirkan seorang putera, dia menyematkan nama Sukarno Musaevich (Sukarno bin Musa) kepada sang putra.
Musa sempat menulis surat kepada Kedutaan Besar RI Moskow untuk meminta izin menggunakan nama Sukarno, tetapi tak pernah mendapat balasan.
Baca Juga: Potret Anak Siti Badriah Usai Mandi Jadi Sorotan, Inul Daratista Sampai Beri Komentar Begini
Pengalaman Musa di Kremlin diceritakan turun-temurun di lingkungan keluarganya, sampai hari ini nama Sukarno masih disematkan kepada keturunannya.
Menurut duta besar, nama Sukarno masih banyak dikenal, terutama di kota-kota yang pernah dikunjunginya seperti di Moskow, Saint Petersburg, Yekaterinburg, Sochi dan Samarkand yang kini merupakan wilayah Uzbekistan.
Sukarno pernah meminta Nikita Khrushchev untuk mengijinkan Masjid Biru yang saat itu sebagai gudang dibuka untuk tempat ibadah umat Islam.
Baca Juga: Kena Fitnah, Emma Warokka Berharap Akun Palsu yang Mencoreng Namanya Mendapat Ganjaran Setimpal
Setelah sepuluh hari kunjungan Sukarno, masjid itu dibuka dan Imam Masjid Biru, Cafer Nasibullah Oglu pun mengakui jasa Sukarno itu.
Republik Dagestan adalah salah satu negara bagian yang memiliki kekhasan di Rusia. Ada 22 negara bagian di Rusia dengan nama Republik karena mayoritas penduduknya bukan etnis Rusia.
Mayoritas penduduk Dagestan beragama Islam, Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Republik Dagestan, Enrik Muslimov, menyebut sekitar 95% warga Dagestan beragama Islam.***