Presiden Jokowi: Ini Syarat agar Pertumbuhan Ekonomi RI Melebihi Prediksi

- 25 Februari 2021, 15:22 WIB
Wamenkeu Suahasil Nazara
Wamenkeu Suahasil Nazara /

MEDIA PAKUAN - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyampaikan, pihaknya memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun ini akan tumbuh di kisaran 4,5% hingga 5,5 persen year on year (yoy) dengan titik tengah sebesar 5 persen yoy.

"Pertumbuhan ekonomi akan meningkat di rentang 4,5-5,5 persen pada 2021.Ini sejalan dengan prediksi beberapa institusi internasional terhadap pertumbuhann ekonomi di tahun ini,” ucap Suahasil dalam acara bertajuk Indonesia Economic Outlook 2021.

Mengetahui kabar tersebut Presiden RI Joko Widodo membocorkan cara agar pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu melebihi prediksi dari lembaga-lembaga keuangan internasional yang sebesar 4-5 persen pada tahun 2021.

Baca Juga: Inilah Alasan! Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Terpilih Sabu Raijua Ditunda

“Syaratnya sederhana, energi bangsa harus bersatu, harus fokus untuk menangani krisis kesehatan dan mendongkrak pertumbuhan yang berkualitas,” ucap Presiden Jokowi secara virtual di CNBC Indonesia Economy Outlook 2021 dipantau di Jakarta, Kamis 25 Februari 2021.

Jokowi menyebut, keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (WB) dan Organisasi Kerja Sama Pembangunan Ekonomi Dunia (OECD), telah memprediksi bahwa ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 4-5 persen pada tahun ini, setelah terkontraksi hingga minus 2,07 persen pada 2020 akibat tekanan pandemi COVID-19.

Menurut data yang didapat dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memperkirakan angka kerugian akibat pandemi COVID-19 di Indonesia mencapai Rp 320 triliun selama kuartal I-2020. Hal itu dikarenakan ekonomi nasional merosot sekitar 2,03 persen.

Baca Juga: Digosipkan Jeongyeon, Jihyo TWICE Pilih Tutup Telinga

Kepala Pusat Kebijakan Makro BKF, Hidayat Amir mengatakan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97% pada kuartal I-2020. Angka itu lebih rendah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang di kisaran 5%.

Sedangkan pendapat Suahasil, agar pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa pulih, otoritas fiskal telah menganggarkan dana sebesar Rp 619,83 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 yang dialokasikan dalam lima program.

1.penanganan kesehatan termasuk vaksinasi Rp 124,96 triliun.

2.perlindungan sosial Rp 148,66 triliun.

Baca Juga: Polres Sukabumi Konfirmasi Pembobol ATM di Palabuhanratu Merusak CCTV Minimarket Terlebih Dahulu

3.program prioritas kepada Kementerian/Lembaga (K/L) dan pemda Rp 141,36 triliun.

4.Dukungan Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM), korporasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rp 157,57 triliun.

5.insentif usaha dalam bentuk perpajakan Rp 47,27 triliun.

Baca Juga: Facebook Tak Ingin Tersaingi Google, Langkah Investasi Dilakukan dengan Membayar Organisasi Berita

Kunci pemulihan ekonomi Indonesia, menurut Presiden, adalah kemampuan bangsa dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan serta melaksanakan kebijakan 3T yakni test (pengujian), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan).

Pemerintah juga sedang menggelar besar-besaran vaksinasi COVID-19 bagi masyarakat untuk mencapai kekebalan komunitas (herd immunity), dan Indonesia termasuk dalam negara yang terdepan untuk melaksanakan vaksinasi COVID-19.

“Kita harus bekerja keras untuk peroleh vaksin yang sedang diperebutkan oleh negara-negara di seluruh dunia,” kata Jokowi.

Baca Juga: Patroli Siber Media Sosial, Argo Yuwono: Virtual Police Sebagai Upaya Menghindari Saling Lapor

“Saya harapkan partisipasi dari seluruh pihak untuk mendukung vaksinasi ini. Indonesia harus segera aman dari COVID-19, dan kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita termasuk berada di barisan yang terdepan dalam menangani krisis yang melanda seluruh dunia ini,” sambungan Presiden.

Untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional, pemerintah mengalokasikan anggaran dari APBN 2021 sevesar Rp372 triliun. Anggaran itu untuk membiayai program-program seperti bantuan sosial, Program Keluarga Harapan (PKH), subsidi gaji, kartu prakerja, program padat karya, bantuan produktif untuk UMKM, relaksasi restrukturisasi pinjaman perbankan, keringanan pajak dan kemudahan-kemudahan untuk memulihkan ekonomi.

“Kecepatan dalam proses penanganan krisis kesehatan ini juga selaras dnegan pemulihan ekonomi nasional,” kata Presiden Jokowi.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x