ANCAM GELOMBANG TINGGI :BMKG Himbau Warga Pesisir Pantai Siaga Air Laut, Ini Penjelasan Siklus Cuaca

- 22 Februari 2021, 16:58 WIB
Ilustrasi: Gelombang tinggi 4-6 meter sedang berlangsung  di laut selatan Jateng-DI Yogyakarta, berbahaya untuk semua jenis kapal nelayan
Ilustrasi: Gelombang tinggi 4-6 meter sedang berlangsung di laut selatan Jateng-DI Yogyakarta, berbahaya untuk semua jenis kapal nelayan /Noupload/ Pixabay/Pixabay


MEDIA PAKUAN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak cuaca ekstrem.

Sebab cuaca ekstrem ini dapat menimbulkan bencana seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan gelombang tinggi.

Dalam sepekan, hingga 24 Februari 2021 BMKG memprediksi akan terjadi peningkatan gelombang tinggi disejumlah perairan di wilayah Indonesia.

Gelombang yang mungkin terjadi masuk kategori tinggi. Yaitu gelombang dengan ketinggian 2,5 - 4 meter yang berpeluang terjadi di Perairan utara Sabang-Selat Malaka bagian utara.
 
Baca Juga: Ingat! Bansos Kemensos Cair Februari hingga April 2021, Segera Cek NIK di dtks.kemensos.go.id,Ketahui Caranya

Juga diprediksi terjadi di perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Pulau Enggano, Perairan selatan Pulau Jawa hingga NTB, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Pulau Jawa hingga NTB.

Kepala BMKG Dwikorita mengatakan, potensi curah hujan pada Maret dan April dapat dimanfaatkan untuk mengisi waduk, bendungan, dan embung sebagai cadangan air untuk mengantisipasi musim kemarau.

"Namun masih perlu diwaspadai potensi banjir yang berpeluang terjadi pada Maret-April 2021," katanya seperti dikutip dari situs BMKG, Senin 22 Februari 2021.

Selain itu, sambung Dwikorita, sepekan ke depan juga diprediksi seluruh wilayah Indonesia masih terjadi potensi hujan dengan intensitas lebat disertai kilat petir dan angin kencang mulai. 
 
Baca Juga: Program Zero Waste di Antapani Dinilai Berhasil , Menurut Wali Kota Bandung Layak Jadi Percontohan

Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, hampir smeua wilayah di Pulau Kalimantan dan Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, hingga Papua.

Kemudian adanya potensi gelombang sangat tinggi dengan ketinggian antara 4 hingga 6 meter yang berpeluang terjadi di Laut Natuna utara, Perairan Kepulauan Talaud, Perairan utara Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera, hingga Papua Barat.

"Sedangkan ketinggian Laut Jawa meski hanya 1,25 hingga 2,5 meter, kategori sedang. Namun tetap perlu diwaspadai terutama bagi aktivitas nelayan," ujarnya.

Selain itu juga perlu diwaspadai adanya potensi pasang surut harian air laut yang berbarengan dengan curah hujan tinggi yang dapat menghambat air hujan ke laut utamanya di Jakarta Utara, pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
 
Baca Juga: Cara Daftar di www.kemnaker.go.id agar Dapat BLT BPJS Ketenagakerjaan Termin 3 Rp2,4 Juta 2021

Dwikorita menjelaskan, musim hujan 2020-2021 dipengaruhi dengan fenomena iklim global La Nina yang dapat meningkatkan curah hujan hingga 40 persen.

La Nina diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya hingga Mei 2021. Saat ini hampir sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 96 persen dari Zona Musim telah memasuki musim hujan.

Diprakirakan pada Maret-April 2021 curah hujan di sebagian besar Wilayah Indonesia masih berpotensi menengah hingga tinggi.

Sedangkan sebagian besar Papua dan sebagian Sulawesi berpotensi mendapatkan curah hujan bulanan kategori tinggi hingga sangat tinggi.
 
Baca Juga: Kabar Gembira, Pemprov DKI Jakarta Bantu Lulusan SLTA Tak Mampu yang Ingin Kuliah

"Sementara di bulan Mei memasuki masa transisi dari musim hujan ke kemarau. Dan pada Juni-Agustus sebagian besar wilayah diprakirakan mendapatkan curah hujan kategori menengah-rendah," jelasnya.

Bulan september, tambah Dwikorita, diprediksi masih kemarau. Sementara Oktober memasuki transisi musim kemarau ke musim hujan dan diprakirakan November kembali memasuki musim hujan.

Musim kemarau diperkirakan lebih basah dibandingkan normalnya karena itu tetap perlu diwaspadai potensi bencana hidrometeorologi hingga April 2021.
 
Baca Juga: Kasus Positif Corona di Kota Sukabumi Bertambah 4 orang, Pasien Sembuh 6 Orang

"Musim kemarau tahun ini tidak sekering musim kemarau pada biasanya atau juga dibandingkan musim kemarau 2019," pungkasnya.***Samsun Ramlie












Editor: Ahmad R

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x