Gunung Semeru Masih Mengalami Banjir Lahar Dingin, BPBD : Akibat Guyuran Hujan Setiap Sore

- 7 Desember 2020, 18:32 WIB
Warga melihat banjir lahar dingin Gunung Semeru di kawasan Besuk Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Banjir lahar dingin mengakibatkan terputusnya akses jalan antar kecamatan di Lumajang serta sejumlah truk dan alat berat penambang pasir terjebak.
Warga melihat banjir lahar dingin Gunung Semeru di kawasan Besuk Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). Banjir lahar dingin mengakibatkan terputusnya akses jalan antar kecamatan di Lumajang serta sejumlah truk dan alat berat penambang pasir terjebak. /ANTARA FOTO/Seno/foc./ANTARA FOTO


MEDIA PAKUAN - Hujan yang mengguyur setiap hari diduga menjadi pemicu terjadiya banjir lahar dingin dari kawah Gunung Semeru.

Hingga Senin siang, banjir lahar masih melanda sekitar kawasan gunung. Meski demikian peristiwa alam tersebut masih terpantau aman.

Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan banjir lahar dingin yang terjadi di Gunung Semeru masih terpantau aman dan tidak keluar dari jalurnya.

Baca Juga: Tim Teknis PSSI akan Uji Kelayakan Infrastruktur Stadion untuk Piala Dunia U-20

"Setiap sore turun hujan sehingga terjadi banjir lahar dingin Gunung Semeru, namun masih terpantau aman," kata Wawan dikutip dari Antara.

Wawan menjelaskan terkait material luncuran awan panas guguran saat ini masih berada di jalur yang mengarah ke Besuk Kobokan yang panas.

Kondisi tersebut memberikan dampak yang cukup berbahaya saat material terkena air hujan dan kemungkinan akan terjadi letusan.

Baca Juga: Jadwal Siaran Liga Italia Besok Selasa 8 Desember 2020, RCTI dan TV Nasional Lainya

"Kami terus menyiagakan petugas di sejumlah titik untuk mengantisipasi agar warga tidak mendekat ke arah material awan panas yang dapat meletup sewaktu-waktu ketika terkena lahar dingin," tuturnya.

Dia juga menginformasikan terdapat ratusan warga yang berada di lereng Gunung Semeru di Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo setiap sorenya melakukan pengungsian yang mengarah ke posko dan kembali kerumah mereka setelah pagi datang.

"Aktivitas Gunung Semeru masih fluktuatif, sehingga tidak bisa diprediksi apa yang akan terjadi malam ini atau dini hari nanti, sehingga sekitar 500 warga memilih mengungsi di posko pengungsian yang disediakan," katanya.

Baca Juga: 17 Ribu Personil Gabungan Kawal Pemungutan Suara Pilkada Serentak di Banten

Posko Pengungsian yang disediakan Pemerintah Kabupaten Lumajang berada di lapangan Dusun Kamar Kajang yang difasilitasi berupa tenda keluarga sebanyak 2 unit dan tersedia dapur umum yang dioperasionalkan oleh PMI dan Dinas Sosial Lumajang serta 1 unit tangki air bersih.

Selain itu, tempat pengungsian lainnya telah tersebar di lapangan Desa Supiturang, SDN 4 Supiturang, SDN Sumberwuluh, Pos pantau Gunung Sawur dan Posko Bencana Balai Desa Supiturang.

Baca Juga: Peluncuran Ford Bronco Ditunda Sampai 2021, Begini Alasannya

Berdasarkan laporan dari Pos Pantau, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam periode pengamatan Minggu sejak Pukul 06.00-12.00 WIB aktivitas Gunung Semeru mengalami 11 kali gempa yang terjadi.

Dalam catatannya 11 gempa tersebut berupa gempa letusan sebanyak dua kali, sebanyak lima kali guguran, dua kali embusan, dan dua kali tremor harmonik, dan satu kali gempa vulkanik dalam.

Sedangkan pada periode pengamatan Sabtu kemarin terekam satu kali getaran banjir atau lahar dingin Semeru dengan amplitudo 10 mm selama 2.700 detik," katanya dalam pesan singkat yang diterima di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu malam.***

Editor: Toni Kamajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah