Hati-hati Diet Vegan Ternyata Bisa Berujung Petaka, Bagini Kata Dokter Esetika Siti Medissa

11 Agustus 2023, 11:55 WIB
Hati-hati Diet Vegan Ternyata Bisa Berujung Petaka, Bagini Kata Dokter Esetika Siti Medissa /Foto oleh Oleksandr P: https://www.pexels.com/id-id/foto/

MEDIA PAKUAN- Influencer vegetarian asal Rusia Zhanna Samsonova meninggal dunia di Malaysia saat menjalani tur Asia diduga akibat kelaparan, peristiwa itu mengingatkan banyak orang bahwa menjalani pola hidup vegan sebagai bentuk diet ternyata bisa berujung petaka.

Dokter estetika yang juga penulis buku “Brain, Beauty and Behavior” dr. Siti Medissa N.H, M.Biomed (AAM), FEcare menyampaikan hal pokok tersebut yang harus dipahami bahwa diet bukan berarti tidak makan secara berimbang.

"Ini penting! Jadi tubuh kita tidak bisa hanya diberi salah satu nutrisi saja dan mengabaikan nutrisi lainnya," jelas Dissa dalam peluncuran bukunya sebagaimana dikutip dalam siaran pers, Jumat, 11 agustus 2023.

Dissa menjelask bahwa berdasarkan informasi, Zhanna Samsanova meninggal dunia akibat kelaparan karena diet yang salah karena hanya mengonsumsi buah-buahan eksotis.

Baca Juga: Kekerasan Remaja di Kota Sukabumi Meningkat, Budayawan dan Seniman di Kota Sukabumi Desak Berlakukan Jam Malam

Korban bahkan dilaporkan tidak mengonsumsi air dalam jumlah yang cukup hingga mengakibatkan tubuhnya kekurangan berbagai nutrisi.

"Itu kesalahan mendasarnya yang harus diakui di masyarakat kita juga masih banyak yang seperti itu cara pandangnya. Dipikir hanya mengonsumsi buah, tulang bisa kuat, kulit glowing dan lain sebagainya. Padahal tidak, karena sejatinya tubuh kita bahkan juga membutuhkan karbohidrat dan lemak," jelas Dissa.

Dokter lulusan Klentze Institute di Complutense University of Madrid itu menjelaskan, kepada masyarakat asyarakat untuk diminta tak ragu berkonsultasi dengan ahli ketika hendak menjalani pola hidup vegetarian.

"Vegan merupakan bagian dari diet, salah satu pilihan bagaimana cara mendapatkan kecantikan. Demikian pula dengan perawatan diri, sah-sah saja dilakukan secara mandiri, tapi untuk keamanan sebaiknya dikonsultasikan kepada ahli," jelas Dissa.

Brain, Beauty and Behavior"

Dissa juga mejelaskan bahwa salah satu alasannya bersama Dr. Mochamad Syaifudin menulis buku “Brain, Beauty and Behavior” adalah sebagai edukasi ke masyarakat.

Agar masyarakat dapat memiliki pengetahuan yang cukup bagaimana sebaiknya kecantikan dikejar dan dipandang.

Baca Juga: Dollar ada Dipuncak, Harga Emas Menurun Tipis-tipis

"Agar kejadian seperti yang dialami Zhanna Samsanova jangan sampai terjadi di masyarakat kita. Mendapatkan kecantikan tidak cukup hanya lewat diet, tidak cukup hanya memperbaiki tampilan fisik semata," lanjut Dissa.

Sementara Dr. dr. Mochamad Syaifudin, M.Biomed (AAM), MARS menjelaskan selain alasan edukasi penulisan buku “Brain, Beauty and Behavior” juga dimaksudkan agar berbagai bentuk pelanggaran yang menciptakan ketersinggungan akibat penilaian kecantikan yang banyak terjadi di tengah masyarakat bisa ditekan.

Ia juga mencontohkan kasus body shaming yang seharusnya bisa di hentikan apabila masyarakat menyadari bahwa kecantikan tidak cukup dipandang dari aspek fisik saja.

"Si A itu cantik, tapi bodinya besar dan dia jadi korban perundungan atau bully yang menjadikannya semakin tidak percaya diri. Apa yang kemudian terjadi? Ketidakpercayaan diri mengakibatkan seorang wanita gagal menampilkan kecantikan yang dimilikinya," ungkap Mocha.

Olah Karen itu di dalam buku “Brain, Beauty and Behavior” juga memuat ragam tips bagaimana melatih sikap penerimaan diri.

Terhadap apapun kodrat lahiriyah seorang wanita sehingga bisa menciptakan rasa percaya diri yang baik.***#Sasi

 

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler