El Nino di Indonesia, BMKG Prediksi Agustus hingga September: Musim Hujan November - Desember 2023 Mendatang

6 Agustus 2023, 11:27 WIB
Ilustrasi El Nino / bmkg.go.id/

MEDIA PAKUAN - Cuaca dingin tidak hanya dirasakan warga Kota dan Kabupaten Sukabumi. Tapi udara dingin dirasakan diseluruh wilayah di Indonesia.

Bahkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan udaran dingin sejak pagi hingga petang hari dipicu dua fenomena iklim yang berbeda.

Iklim tersebut menyebabkan penurunan curah hujan, termasuk di Indonesia. Fenomena tersebut dipicu  Indian Ocean Dipole (IOD) positif dan El Nino.

Baca Juga: Sekali Meraih Poin, Persib Bandung Terus Berbenah: Laga Lawan Persis Solo Selasa 8 Agustus 2023 Mendatang

"Sementara puncak El Nino di Indonesia diprediksi terjadi pada Agustus-September 2023 mendatang. Sehingga cuaca dingin akan sangat dirasakan,"kata Dwikorita

Fenomena El Nino, kata Dwikorita menyebabkan musim kemarau. Sehingga memicu udara dingin diseluruh wilayah di Indonesia. 

"Hanya saja, ada beberapa kota dan Kabupaten masih diwarnai hujan berskala rendah,"katanya.

Baca Juga: Marathon! 30 Kendaraan Roda Dua di Kota Sukabumi Dikandangkan Satuan Lalu Lintas Polres Sukabumi Kota

Dia memprediksi di November 2023 mendatang hujan akan mengguyur seluruh wilayah. Tapi kemungkinan juga ada beberapa daerah masih diliputi kekeringan.

"Hanya saja, kekeringan tidak seintensitas Agustus hingga September. Relatif ada hujan ringan,"katanya

Terkait mengenai informasi  IOD Positif, kata Dwikorita merupakan fenomena penyimpangan suhu muka laut di Samudra Hindia yang menyebabkan berubahnya pergerakan atmosfer atau pergerakan masa udara.

Baca Juga: Pemuda Mabuk di Sukabumi Babak-belur Dihajar Warga, Personil Polres Sukabumi Temukan Clurit Dibalik Bajunya

Dia mengatakan saat IOD positif, suhu muka laut di Samudra Hindia bagian barat menghangat. Sedangkan di bagian timur mendingin.

Sementara El Nino, kata Dwikorita  merupakan fenomena anomali kenaikan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur.

Potensi tersebut akibat bergesernya potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik Tengah dan Timur.

Baca Juga: Michelle Ashley Mengaku Hanya Lulusan SD Pasca Jadi Korban Pelecehan, Emma Warokka : Geram Betul Rasanya!

Kedua fenomenaibi, kata Dwikorita, membuat musim kemarau di Indonesia lebih kering dibandingkan musim kemarau tahun 2020, 2021, dan 2022. 

Di mana BMKG merilis, hasil monitoring hingga pertengahan Juli 2023 menunjukkan, 63 persen dari zona musim telah memasuki musim kemarau

Dari pemantauan BMKG, kata dia, hampur  10 hari terakhir Juli 2023, indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan nilai sebesar positif 1,14. Sehingga  mengindikasikan intensitas El Nino terus menguat, sejak awal Juli.

Baca Juga: Lirik Lagu Olivia Rodrigo Traitor yang Lengkap dengan Teks Inggris, Terjemahan dan Makna Terkandung

“Jabodetabek termasuk wilayah yang intensitas curah hujannya rendah. Bahkan sangat rendah. Warnanya (pemetaan) itu sampai cokelat kehitaman. Intensitas curah hujan diprediksi akan sangat rendah,” kata Dwikorita.

Adapun intensitas curah hujan bulanan, kata Dwikorita,  diprediksi akan sangat rendah. Tentunya akan berdampak pada kekeringan yang cukup serius kalau tidak ada mitigasi atau antisipasi tepat.

" Demikian juga Jawa secara umum,”katanya.***

 

Editor: Ahmad R

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler