Ribuan Kasus TBC di Kabupaten Sukabumi, Perlunya Peningkatan Sosialisasi dan Logistik Penunjang

21 Oktober 2022, 08:44 WIB
Dinkes Kabupaten Sukabumi saat kegiatan skrining TBC dan HIV Aids di Palabuhan Ratu /Media Pakuan/

MEDIA PAKUAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi  melalui Kepala Bidang Upaya dan Pembiayaan Kesehatan (Kabid-UPK), Masykur Alawi, kepada Media Pakuan, 20 Oktober 2022, mengkonfirmasi kasus TBC atau tuberkulosis di Kabupaten Sukabumi.

Didominasi oleh usia dewasa, pada periode Januari 2022 hingga 17 Oktober 2022, terdapat 4528 orang dewasa dengan kasus TBC. Sementara kasus TBC pada anak mencapai 964 orang.


Dalam periode 10 bulan yang sama, jumlah penyintas TBC adalah sekitar 919 orang  dari total sebanyak 1372 orang. 

Baca Juga: Kemenkes RI: 824 Ribu Kasus TBC, 11 Kematian Per Jam, Indonesia Tempati Peringkat ke Tiga di Dunia


Dari capaian pasien yang sembuh tersebut, belum semuanya dimasukan ke dalam data base Sistem Informasi Tuberkulosis atau SITB.


Berdasarkan keterangannya  jumlah rumah sakit yang aktif dalam pelayanan TBC di Kabupaten Sukabumi, terdiri dari 9 Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta.

Jumlah klinik yang sudah terlibat dalam penanganan TBC yaitu sebanyak 26 Klinik dari 98 klinik yang berada di Kabupaten Sukabumi.

Sementara itu jumlah dukungan teknologi alat  pemeriksaan dengan Tes Cepat Molekuler atau TCM hanya tersebar di 6 Pusat Kesehatan Masyarakat, yaitu di PKM Cicurug, PKM Sukaraja, PKM Jampang Tengah, PKM Jampang Kulon, RSUD Sekarwangi dan RSUD Palabuhanratu.


Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan jumlah pasien TBC terbanyak selama periode 10 bulan, terdapat di wilayah PKM Cibadak.


Kepala Bidang Upaya dan Pembiayaan Kesehatan (Kabid-UPK), Masykur Alawi, mengatakan  pihaknya terus mengoptimalkan kerjasama dengan kooordinasi intensif  baik antara lintas profesi seperti, Tim DPPM dan asosiasi fasyankes.

" Koordinasi yang baik tentunya sangat membantu untuk menjaring suspek TBC, Suspek MDR, dan meningkatkan angka kesembuhan pasien TBC," ungkapnya.

Menurut Masykur Alawi, untuk menunjang  keberhasilan program ini, setidaknya ada 2 hal yang sangat penting untuk dipenuhi.


" Mencurahkan perhatian untuk fokus terhadap keberhasilan tujuan program ini, dan harus ditunjang dengan logistik yang memadai, seperti ketersedian obat anti TBC dan lainnya," katanya.


"Terkadang suplai obat-obatan dari program Provinsi, terlambat dalam proses pengirimannya ke Dinas Kesehatan di Kabupaten," keluhnya.

Masykur mengungkapkan bahwa masih banyak kasus TBC yang belum terungkap, pasien TBC secara umum memiliki kendala kurangnya sosialisasi dengan Puskesmas atau Jejaring seperti klinik dan DPM.

Masih kurangnya pemahaman terkait  alur rujukan BPJS dan kurangnya pemahaman  terhadap prosedur  dan mengenai alur rujukan pasien TBC untuk pemeriksaan TCM. 


Disisi lain  kemampuan petugas klinik masih kurang, karena belum adanya pelatihan khusus untuk jejaring dalam penanganan pemeriksaan dan rujukan pasien TBC.


Sementara untuk keberhasilan program TBC di Kabupaten Sukabumi diantaranya berkurangnya jumlah MDR atau multidrug-resistant tuberculosis, dengan tingkat kesembuhan mencapai 80% dari target 85%.  MDR adalah jenis tuberkulosis yang kebal terhadap 2 obat antituberkulosis paling kuat, yaitu isoniazid dan rifampisin.


Tindakan follow up  yang berkelanjutan terhadap pasien terus dilakukan, seperti pada pasien yang telah menjalani pengobatan selama 2 bulan, di cek dahak dengan TCM, baik dengan berdahak langsung ataupun dengan diinduksi.


Penegakkan TCM di 6 PKM sudah dicapai 100% dimana semua pasien wajib TCM, mendapat penanganan tanpa pungutan biaya.


Hubungan antara PKM atau Puskesmas dengan Rumah Sakit rujukan TCM, telah terkoordinasi dengan baik.


Kerjasama dengan lintas sektor  untuk penguatan jejaring layanan yang melibatkan fasyankes pemerintah maupun swasta, pada tingkat kabupaten/kota, dikenal istilah District-based Public Private Mix (DPPM).


Masykur juga mencatat adanya bantuan untuk melakukan investigasi dan menjaring kontak  suspek TBC, dari kader STPI Penabulu walaupun masih kurang dan tidak maksimal dilapangan.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler