MEDIA PAKUAN - Kementerian Perhubungan akan memasang alat pendeteksi virus corona GeNose C-19 diseluruh stasiun kereta api.
GeNose C-19 dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Gajah Mada.
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi virus melalui hembusan nafas yang masuk kedalam kantung udara.
Kemudian kantung udara tersebut dihubungkan ke alat GeNose yang sudah didukung Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan (AI), dalam waktu 50 detik virus akan terdeteksi.
Baca Juga: Inilah Deretan Negara Terkorup Versi Transparency Internasional, Apa Indonesia Salah Satunya?
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menjelaskan alasan moda transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan alat deteksi GeNose C19.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, calon penumpang kereta api diwajibkan untuk puasa selama satu jam sebelum melakukan tes menggunakan alat GeNose.
"Saya pikir itu satu hal yang mudah, puasa 12 jam saja bisa masa puasa 1 jam saja tidak," ujarnya seperti dikutip dari PMJ News, Minggu, 31 Januari 2021.
Lebih lanjut Budi Karya menjelaskan, imbauan puasa ini berdasarkan hasil kesepakatan bersama antara Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas penanganan Covid-19.
Puasa selama satu jam sebelum test dengan alat GeNose C19 ini dimaksudkan agar pendeteksian virus corona lebih maksimal.
"Selain diwajibkan untuk berpuasa, bagi calon penumpang kereta api perokok yang akan melakukan tes GeNose juga diminta untuk tidak merokok dulu satu jam sebelumnya," tambah Budi Karya.
Budi Karya menyebut alat GeNose C19 akan uji coba pada 5 Februari mendatang di Stasiun Senen, Jakarta dan Stasiun Tugu Yogyakarta.
Ia berharap penumpang yang sudah mendapatkan tiket perjalanan kereta api dipastikan sudah di tes GeNose C19.
"Ini langkah yang bagus dari Kereta Api, mereka memberikan suatu kemudahan dan kemurahan dan tetap menjaga protokol Kesehatan,” pungkasnya.*** Samsun Ramlie