BMKG Himbau Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Tiga Hari Kedepan Diseluruh Jawa Barat

- 3 November 2020, 05:24 WIB
Petugas gabungan tengah menyingkirkan material tanah dan pohon besar di lokasi bencana di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi
Petugas gabungan tengah menyingkirkan material tanah dan pohon besar di lokasi bencana di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi /

MEDIA PAKUAN-BMKG Bogor mengeluarkan peringatan dini waspada potensi cuaca ekstrem di seluruh wilayah di Jawa Barat tiga hari kedepan. 

Peringatan dini dikeluarkan BMKG, Senin  2 November 2020 malam telah dilaporkan  BPBD Kota dam Kabupaten Bogor  telah terjadi angin kencang di Kota Bogor dan sekitarnya.

Kendati hujan ringan tapi hempsan angin kencang menyebabkan dinding roboh dan pohon dari jenis alpukat dengan tinggi 12 m dan diameter 80 Cm hingga beringin dengan ketinggian 15 meter dan berdiameter 100 cm roboh.

Baca Juga: Khawatir Gempa Susulan Terjadi Warga Kabupaten Bandung Cemas, BMKG: Gempa Tidak Berpotensi Tsunami

 "Meskipun Curah hujan dengan intensitas ringan tercatat di daerah IPB Baranangsiang 2.6 mm namun kecepatan angin mencapai maksimum 20 knots km/jam teramati di Stasiun Klimatologi Bogor," kata Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Abdul Mutholib.

Berdasarkan data model analisa Anomali SST pada, Minggu 1 November 2020 lalu, kata Abdul Mutjolib, di sekitar Laut Jawa Jawa Barat masih hangat +2.0 °C s/d +3.0 °C, hal ini mengindikasikan potensi penguapan cukup signifikan untuk pembentukan awan - awan hujan di wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat.

Baca Juga: BMKG Jawa Barat, Peringati Dini Hujan Ringan dan Lebat Guyur Sukabumi dan Wilayah Jawa Barat

Berdasarkan pola sebaran angin 3000 ft, Senin 2 November 2020 pukul 00.00 UTC pada umumnya, kata Abdul Mutholib, angin yang melewati wilayah Jawa Barat dari arah Timur hingga Selatan. Terdapat pusat siklonik yakni Typhoon "Atsani” (1002 hpa) dan "Goni"(1000 hpa) yang terpantau di Laut Cina Selatan dengan kecepatan maksimal di pusat sistem 35 knots dan bergerak ke arah Barat.

Potensi tersebut, kata dia membentuk shear dan konvergensi yang memanjang dari Sumatera Selatan hingga Kalimantan menyebabkan terbentuknya daerah belokan dan perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat, kondisi ini mendukung suplai uap air ke wilayah Jabar.

Halaman:

Editor: Ahmad R

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x