Berkah Menara 'Eiffel' ala Kota Banjar Viral di Medsos, Ekonomi Warga Meningkat

- 9 Agustus 2020, 13:30 WIB
Menara Eiffel di Kota Banjar Jawa Barat
Menara Eiffel di Kota Banjar Jawa Barat /

 
MEDIA PAKUAN-Menara Eiffel ala Banjar membuat suasana berbeda di lingkungan warga di Kampung  Awi Luar, Kelurahan Situbatu, Kota Banjar di malam hari. Semula  gelap berubah menjadi terang bermandikan cahaya.
 
Replika menara Eiffel yang dibuat warga untuk menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia KE-75, kini tengah viral di media sosial. Banyaknya warga luar yang penasaran melihat ikon Paris tersebut membuat menara itu menjadi objek swafoto.
 
Keberadaan replika menara Eiffel yang dibuat dari bambu setinggi 20 meter tidak begitu sulit di temukan. Warga diluar Kota Banjar dapat mudah keberadaan menara Eiffel',melalui jalan alternatif Banjar-Ciamis. 
 
Sebelum sampai di lokasi  menuju replika sepanjang jalan terdapat gawang lampu, yang banyak dipasang warga saat menjelang HUT RI.
 
Replika ikon Paris yang didirikan di tanah kosong pingir jalan membuat wilayah Awi Luar dijuluki kampung cahaya.
di Sekitar menara juga ditanami aneka tumbuhan sayuran. Selain itu poster himbauan terkait Covid-19 terpasang jelas di sekitar menara.
 
“Terus terang ini sungguh diluar dugaan kami, diluar perkiraan kami. Dibuat khusus untuk peringatan HUT ke-75 RI, sekarang menjadi kebanggan warga. Beberapa pejabat Kota Banjar juga sengaja datang untuk melihat Menara Eiffel,” tutur Abdul Rahman, Anggota Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Desa Situ Batu, saat ditemui Sabtu 8 Agustus 2020.
 
Ia mengatakan replika menara Eiffel setinggi 20 meter, dibuat dari bambu dilengkapi atau dibalut 24 lampu tumblr atau lampu hias. Saat malam sekitar lokasi juga bertabur cahaya lampu, hingga suasana menjadi indah. Keberadaan menara tersebut, berawal dari dari gagasan pemuda Awiluar yang menginginkan suasana berbeda menyambut HUT RI ke-75.
 
“Gagasan membangun menara yang sudah menjadi ikon ini, untuk menyambut peringatan sekaligus memeriahkan HUT RI ke-75. Awalnya datang dari kalangan pemuda, yang kemudian berkoordinasi dengan LPM. Kami ingin membuat suasana gelap menjadi terang,” katanya.
 
Proses pembuatan diawali dengan rancang bangunan yang dibuat oleh Wawan Iskandar, anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) Kelurahan Situbatu. Pembuatan menara berlangsung selama dua minggu, menghabiskan tidak kurang dari 100 batang bambu
 
“Kami gotong royong membangun menara. Bahan baku bambu banyak ditemukan di sini, lampu juga sumbangan warga, murni semua dari warga,” ujar Ahmad.
 
Lebih lanjut dia mengatakan keberadaan menara Eiffel kw ternyata mampu membangkitkan perekonomian warga. Setidaknya beberapa warga yang berhenti bekerja akibat pandemi Corona-19, sekarang membuka lapak untuk berjualan. Ahmad juga mengatakan tidak tahu sampai kapan menara tersbeut dipertahankan, sebab hal itu juga tergantung kesepakatan warga.
”Aktivitas perekonomian warga mulai menggeliat lagi. Ini juga tidak disangka, karena awalnya hanya iseng, akan tetapi dampaknya bagus untuk masyarakat. Melihat perkembangan yang ada, keberadaan menara bakal terus dipertahankan, semua kembali kepada warga,” lanjutnya.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x