Gunung Haruman Saksi Bisu Perjuangan Syekh Jafar Sidik hingga Peristiwa DI/TII

17 Agustus 2023, 12:24 WIB
Gunung Haruman Saksi Bisu Perjuangan Syekh Jafar Sidik hingga Peristiwa DI/TII //Twitter Gomez1933 /

MEDIA PAKUAN - Dibawah kaki Gunung Haruman terletak makam syekh Jafar Sidik, tepatnya di desa Cipareuan, Kecamatan cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Makam Syekh Japar Sidik, memiliki luas 5 hektar ini, Untuk mencapai lokasi makam, membutuhkan sedikit perjuangan dengan menaiki puluhan anak tangga. Jarak dari lokasi parkir ke pemakaman diprkirakan sekitar 200 meter.

Makam Syekh Japar Sidik menjadi wisata religi yang selalu dipenuhi para pengunjung untuk berziarah terutama pada bulan Rajab.

Namun, di HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 ini, dimanfaatkan para warga masyarakat untuk berziara ke makam Syekh Japar Sidik.

Baca Juga: Terlihat Gagah, Jokowi Pakai Baju Ageman Songkok: Dipakai Saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia

Menurut warga selain untuk berdoa para peziara pun memangfaatkan momen ini untuk mencari wasilah dengan melakukan zarah kubur ke makam wali alloh, dikarenakan banyak menyimpan kisah perjuangan dimasa lalunya.

Seperti yang telah diceritakan bahwa gunung Haruman ini merupakan saksi perjalanan sejarah. Kisah penyebaran ajaran Islam yang pernah terlewatkan pada masanya.

Maka di lokasi ini juga diyakini terdapat harta karun yang menjadi peninggalan sejarah.

Harta karun tersebut berupa emas, serta beberapa persenjataan kuno yang lengkap.

Baca Juga: Gempa di Sukabumi Warnai Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78, Warga Berlarian Keluar Rumah

Kisahnya yakni pada masa peristiwa DI/TII serta pasukannya yang kabur dan bersembunyi dalam hutan di pegunungan cantik ini.

Karena terkepung oleh anggota militer serta di kepung masyarakat maka para anggota menguburkan persenjataan di lokasi ini.

Namun, senjata itu kini masih menjadi misterius hingga disebut sebagai harta karun.

Sebenarnya terdapat dugaan bahwa adanya batu mirip kuda di Gunung Haruman tersebut merupakan peninggalan para pemburu harta karun pada masanya.

Namun belum bisa dipastikan dengan pasti, sebab kabarnya pula batu kuda merupakan milik Prabu Kiansantang.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler