MEDIA PAKUAN - Dikabarkan bahwa monyet liar telah hampir satu bulan berkeliaran di desa Neglasari dan desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Masyarakat resah dikarenakan monyet tersebut masuk ke perkebunan hingga mendatangi perkampungan.
Hampir setiap hari monyet-monyet (Macaca fascicularis) dengan ekor panjang tersebut muncul, diduga monyet tersebut turun dari gunung Tawilis yang mana sebagai tempat habitatnya.
Padahal gunung Tawilis sangatlah jauh dari tempat permukiman warga bisa diperhitungkan bahwa jarak tersebut bisa sekitar 5 kilometer.
Tak hanya perkebunan petani saja yang dihantam oleh monyet tersebut namun masuk keperkampungan juga.
Monyet tersebut telah memakan banyak kerugian bagi warga yang mana sebenarnya akan menjadi hasil namun malah dimakan oleh monyrt-monyet liar tersebut.
Banyak buah-buahan serta sayur-sayuran yang telah dimakan oleh beribu monyet liar itu.
Kepala desa Atep Abdul Kholik, memaparkan bahwa telah ada 21 warga yang melapor bahwa telah diteror.
Baca Juga: Intip Kekuatan Laga Semi Final Piala Dunia: Maroko vs Perancis, Kamis 15 Desember 2022 Nanti
"Mungkin sudah hampir 70 persen wilayah kebun dan ladang warga di Desa Tanjungsari, Salawu, mendapat gangguan kawanan monyet liar ini," kata Atep, Minggu, 11 Desember 2022.
Kejadian seperti ini barulah pertama kali terjadi Atep mengatakan bahwa hasil panen pun menjadi sasaran sang monyet liar.
Seharusnya menjadi penghasilan kini malah hangus ludes dimakan, banyak warga yang resah atas kejadian ini.
“Sekali datang itu tidak kurang dari seratus ekor monyet yang masuk ke kebun-kebun dan sawah warga. Warga tidak ada yang berani mengusirnya, karena saat diusir bukannya pergi malah balik menyerang,” ucap Atep.
Yang tadinya kecamatan Salawu menjadi tempat dimana seorang petani menanam dan memanen hasil kini telah habis dimakan oleh monyet-monyet.
“Dari dulu di Gunung Tawilis itu memang banyak monyetnya. Akan tetapi kalau sampai turun ke perkampungan penduduk dan menjarah hasil pertanian baru sekarang ini,” ungkap Atep.
koordinasi akan berlanjut ke BKSDA. Sulaeman (55) salah seorang warga Kampung Citamiang, Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, mengatakan, kedatangan monyet-monyet liar itu tidak bisa terprediksi.
"Tapi paling sering pagi hari dan menjelang sore. Mungkin mereka turun gunung karena kelaparan," ujarnya.
Dengan kondisi seperti membuat warga menjadi resah, yang mana seharusnya hasil pertanian tersebut menjadi bahan ekonomi masyarakat untuk membayar pajak kini menjadi ludes.
"Warga tidak bisa bercocok tanam palawija, kebun yang diserang," ujarnya.
Kini warga hanya bisa bersabar, berharap secepatnya ada yang membantu agar bisa mengusir monyet-monyet tersebut.***