Warga Dearborn AS Rela Membatalkan Perayaan Idul Fitri Demi Anak-anak Gaza

- 9 April 2024, 17:55 WIB
Warga Dearborn AS Rela Membatalkan Perayaan Idul Fitri Demi Anak-anak Gaza
Warga Dearborn AS Rela Membatalkan Perayaan Idul Fitri Demi Anak-anak Gaza /UCMO via Reuters/

MEDIA PAKUAN - Muslim Amerika rela tidak merayakan lebaran 2024, demi rasa kemanusian atas keprihatinan warga Palestina terutama di Gaza

Dengan populasi 54 persen orang Arab, dan konsentrasi Muslim tertinggi di AS, Dearborn biasanya menjadi pusat aktivitas selama bulan Ramadhan, dengan puluhan ribu orang menghadiri festival dan mencicipi berbagai macam masakan dari truk makanan yang buka hingga jam 4 pagi. Namun jumlahnya tidak sebanyak tahun ini.

Setidaknya 10 masjid di tenggara Michigan memutuskan untuk membatalkan perayaan Idul Fitri – jamuan makan untuk merayakan akhir Ramadhan. Mengingat kelaparan yang dialami warga Palestina di Gaza, umat Islam mengambil langkah-langkah untuk menghindari pemborosan makanan dan menahan diri untuk tidak memposting foto makanan lezat mereka secara online; dan dengan alasan yang sama, kota Dearborn tahun ini membatalkan festival liburan populernya, “Malam Ramadhan di Pusat Kota Barat Dearborn”.

Pada tanggal 22 Maret, sebuah badan amal lokal, Heal Palestine, mengumpulkan ribuan dolar dalam acara buka puasa – makanan yang disantap oleh umat Islam selama bulan Ramadhan untuk berbuka puasa – untuk memberikan perawatan medis kepada anak-anak di Gaza.

Baca Juga: Pengusaha Muslim China Gelar Forum Ekonomi Digital Dunia di Beijing

Hamed, yang menjadi sukarelawan untuk badan amal tersebut, mengatakan penyelenggara tahun ini melakukan sesuatu yang berbeda: mengemas sisa makanan ke dalam kotak bawa pulang untuk mencegah pemborosan.

“Melihat mereka kelaparan dan di sini kita memiliki begitu banyak kelimpahan, sungguh sangat traumatis jika membuang apa pun,” kata Hamed, yang telah mengurangi masakannya sendiri bulan ini dan tidak mengadakan acara buka puasa bersama keluarganya. “Tidak ada yang memposting makan malam atau makanan mereka [di media sosial]. Semua orang jauh lebih sadar diri tentang hal itu.”

Hamed yang merupakan ibu dari seorang remaja laki-laki berkebutuhan khusus, mengatakan dia dihantui oleh gambaran anak-anak berkebutuhan khusus sekarat di Gaza karena mereka tidak dapat mengakses makanan yang mereka butuhkan.

“Saya tidak dapat memahaminya,” katanya dengan air mata mengalir di matanya. Berbicara tentang orang tua anak-anak tersebut, dia berkata: “Saya rasa saya tidak akan cukup kuat seperti mereka.”

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x