Tersinggung dengan Kritikan Jerman, Presiden Botswana Ancam akan Mengirim 20 Ribu Gajahnya

- 6 April 2024, 12:05 WIB
Tersinggung dengan Kritikan Jerman, Presiden Botswana Ancam akan Mengirim 20 Ribu Gajahnya
Tersinggung dengan Kritikan Jerman, Presiden Botswana Ancam akan Mengirim 20 Ribu Gajahnya //Pixsel/

Meskipun negara tersebut telah melarang perburuan hewan besar pada tahun 2014, negara tersebut terpaksa mencabut pembatasan pada tahun 2019 di tengah klaim bahwa hewan-hewan tersebut mempengaruhi mata pencaharian petani skala kecil.

Baca Juga: Pemadaman Api di Museum Gajah, Puluhan Personil Damkar Dikerahkan

Masisi juga baru-baru ini mengecam usulan larangan impor perburuan gading ke Inggris, dan menggambarkannya tidak hanya sebagai tindakan yang "merendahkan" tetapi juga "kebangkitan penaklukan kolonial".

Berbicara di The World With Yalda Hakim, pemimpin Botswana itu membela perburuan gading. "Anda memilih [hewan] mana yang Anda buru" sedangkan "pemusnahan" memiliki konotasi "kebencian etis" yang terkait dengannya," kata dia.

Menyusul komentar presiden tersebut, pemerintah Jerman dilaporkan mengatakan bahwa Botswana belum menyampaikan kekhawatiran apa pun mengenai kebijakannya secara resmi namun mereka merasa harus mengambil tindakan terhadap impor hewan buruan karena hilangnya keanekaragaman hayati yang mengkhawatirkan.

Baca Juga: Makanan Ringan Cocok Idul Adha, Ini Kue Kuping Gajah: Caranya Sangat Mudah

Menteri Lingkungan Hidup dan Pariwisata Botswana Dumezweni Mthimkhulu sebelumnya mengatakan perburuan gading adalah cara mengendalikan jumlah hewan liar di negaranya dan merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan Konservatif di Inggris telah meningkatkan upaya untuk mengatasi perburuan gading. Anggota parlemen bulan lalu pun memberikan suara untuk melarang impor perburuan gading, meskipun undang-undang tersebut belum menjadi undang-undang.

Setelah itu, politisi dari negara-negara Afrika dilaporkan berbicara tentang pengiriman 10.000 gajah liar ke Hyde Park agar masyarakat Inggris tahu bagaimana rasanya tinggal bersama mereka.

Ketika ditanya apakah negaranya benar-benar akan melakukan hal ini, Mthimkhulu kemudian mengatakan kepada Sky News 'Breakfast With Kay Burley' bahwa itu adalah "tawaran retoris kepada Inggris" sehingga mereka dapat memahami masalah yang dihadapi rakyatnya.***

Halaman:

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah