Pemilu AS: Joe Biden dan Donald Trump Bersaing Ketat Sapu Bersih Super Tuesday

- 6 Maret 2024, 14:58 WIB
Heboh Soal Pemilu AS 2020 /
Heboh Soal Pemilu AS 2020 / /Portal Surabaya

MEDIA PAKUAN - Persaingan ketat antara Joe Biden dan eks Presiden Donald Trump dan kontestasi pemilihan presiden Amerika serikat (AS) yang di menangan sementra oleh Donald Trump

Donald Trump mulai meraih kemenangan awal di ajang Super Tuesday pada Selasa, 5 Maret 2024. Tren kemenangan dua tokoh ini membuat mereka semakin dekat menuju pertandingan ulang (rematch) di Pemilu AS 2024.

Hasil baik bagi Trump ini juga dapat meningkatkan tekanan kepada Nikki Haley untuk mundur dari pencalonan presiden Partai Republik.

Melansir dari Mirror, Super Tuesday adalah malam ketika Partai Demokrat dan Republik di 16 negara bagian mulai dari Alaska dan California hingga Vermont dan Virginia.

Mereka memilih calon presiden pilihannya, para pemenang sering kali mendapatkan nominasi akhir dari partainya dan bersaing untuk pemilihan umum pada bulan November .

Baca Juga: Tertarik Raih Gelar PhD di AS dengan Beasiswa? Ayo Gabung Webinar bersama Santri Mengglobal, Gratis!

Ratusan delegasi dipertaruhkan, yang merupakan hasil terbesar dalam persaingan untuk Republik dan Partai Demokrat.

Meski sebagian besar fokusnya adalah pada pemilu presiden, terdapat juga kontes-kontes penting dalam pemungutan suara kali ini.

Pemilih California akan memilih kandidat yang akan bersaing untuk mengisi kursi Senat yang lama dipegang Dianne Feinstein. Pemilihan gubernur terjadi di Carolina Utara, di mana Letnan Gubernur Partai Republik Mark Robinson dan Jaksa Agung Partai Demokrat Josh Stein akan berhadapan di negara bagian yang akan diperebutkan dengan sengit oleh kedua partai menjelang November.

Sementara di Los Angeles, seorang jaksa progresif berupaya menangkis tantangan besar dalam sebuah kontestasi yang bisa menjadi barometer politik di AS.

Namun, sorotan tetap tertuju pada Biden yang berusia 81 tahun dan Trump yang berusia 77 tahun, yang terus mendominasi partai mereka masing-masing meski keduanya menghadapi kekhawatiran seputar usia mereka. Keduanya juga tidak memiliki popularitas luas di kalangan pemilih umum.

Jika semua berjalan mulus, Trump bisa menjadi calon presiden dari Republik pada 12 Maret, dan Biden satu pekan setelahnya. Namun, berbeda dengan sebagian besar Super Tuesday sebelumnya, kedua nominasi tersebut secara efektif telah ditetapkan, dengan Biden dan Trump sama-sama menantikan rematch Pemilu AS 2020.

Baca Juga: Kemenangan Yaman di Laut Merah, Dominasi Maritim AS Runtuh

"Kita harus mengalahkan Biden – dia adalah presiden terburuk dalam sejarah," kata Trump dalam program televisi Fox & Friends.

Biden membalas dengan wawancara radio, yang bertujuan menggalang dukungannya di kalangan pemilih kulit hitam, yang telah membantu memperkuat koalisinya di tahun 2020.

"Jika kita kalah dalam pemilu ini, Anda akan kembali bersama Donald Trump," tutur Biden di acara DeDe in the Morning yang dipandu DeDe McGuire. 'Cara dia berbicara, bertindak, dan memperlakukan komunitas Afrika-Amerika, menurut saya, sangat memalukan," sambungnya.

Terlepas dari dominasi Biden dan Trump di partai-partai mereka, jajak pendapat menunjukkan dengan jelas bahwa pemilih yang lebih luas tidak ingin pemilu tahun ini sama dengan 2020.

Jajak pendapat terbaru dari Pusat Penelitian Urusan Masyarakat AP-NORC menunjukkan bahwa mayoritas warga AS tidak menganggap Biden atau Trump memiliki ketajaman mental yang diperlukan untuk menduduki posisi presiden.

"Keduanya, menurut pendapat saya, gagal menyatukan negara ini," sebut Brian Hadley, 66, dari Raleigh, North Carolina.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x