Kisah Mengharukan dari Hind Rajab Terjebak di Zona Pertempuran

- 13 Februari 2024, 11:48 WIB
Kisah Mengharukan dari Hind Rajab Terjebak di Zona Pertempuran
Kisah Mengharukan dari Hind Rajab Terjebak di Zona Pertempuran /Abu Mustafa/Reuters

MEDIA PAKUAN - Kabar menyedihkan kembali datang dari Gaza, seorang anak perempuan yang dinyatakan hilang bulan lalu akhirnya berhasil ditemukan meskipun dalam keadaan tanpa nyawa, Jenazahnya ditemukan bersama beberapa kerabat dan dua paramedis yang mencoba menyelamatkannya.

Sebelumnya, hind Rajab terjebak di bawah tembakan tentara Israel kemudian bersembunyi di mobil pamannya dan dikelilingi mayat kerabat, kemudian ia sempat meminta tolong melalui layanan operator darurat.

Ketika sambungan telepon tersambung namun Suara di ujung telepon terdengar kecil dan samar; suara seorang anak berusia enam tahun, terdengar di telepon seluler dari Gaza.

“Tank itu ada di sebelahku. Bergerak.”

Rana Faqih, petugas di pusat panggilan darurat Bulan Sabit Merah Palestina yang menerima panggilan bocah itu berusaha menjaga suaranya agar tetap tenang.

“Apakah jaraknya sangat dekat?”

"Sangat, sangat," jawab suara kecil itu.

Baca Juga: Israel Kembali Gempur Warga Palestina di Perbatasan Mesir

"Maukah kamu datang dan menjemputku? Aku sangat takut." Tak ada yang bisa Rana lakukan kecuali meneruskan pembicaraan.

Saat itu hind beserta pamanya dan kelima sepupunya akan berangkat mengungsi ketempat yang lebih aman, karena pada saat itu tentara Israel telah memerintahkan warga Palestina untuk mengungsi dari daerah di barat kota dan bergerak ke selatan

Namun, Saat paman Hind berkendara menuju Universitas al-Azhar di kota itu, mobil tersebut secara tak terduga berhadapan dengan tank Israel. Mereka berhenti di dekat pompa bensin demi keselamatan, namun naasnya mereka mendapat serangan.

Karena mengetahui dalam kondisi bahaya di dalam kendaraan, keluarga tersebut memanggil kerabatnya untuk meminta bantuan. Salah satu dari mereka menghubungi markas darurat Bulan Sabit Merah Palestina, yang berjarak sekitar 80 km jauhnya di Tepi Barat.

Saat itu sekitar pukul 14:30 waktu setempat, operator di pusat panggilan Bulan Sabit Merah di Ramallah menelepon nomor ponsel paman Hind, namun putrinya yang berusia 15 tahun, Layan, yang menjawab panggilan tersebut.

Baca Juga: Nyamar Petugas Medis, Pasukan Elit Israel Serbu Rumah Sakit: 3 Warga Palestina di Eksekusi Mati

Dalam rekaman panggilan telepon tersebut, Layan memberi tahu staf Bulan Sabit Merah bahwa orang tua dan saudara-saudaranya semuanya telah terbunuh, dan ada sebuah tank di samping mobil.

“Mereka menembaki kami,” kata Layan, sebelum percakapan berakhir dengan suara tembakan dan teriakan.

Ketika tim Bulan Sabit Merah menelepon kembali, Hind-lah yang menjawab, suaranya hampir tak terdengar, tenggelam dalam ketakutan.

Dari suara hind yang ketakutan tim bulan sabit merah menduga bahwa hind menjadi satu-satunya yang selamat di dalam mobil.

"Sembunyi di bawah kursi," perintah Rana Faqih kepadanya. “Jangan biarkan siapa pun melihatmu.”

"Dia gemetar, sedih, meminta bantuan," kenang Rana.

"Dia bilang kepada kami [bahwa kerabatnya] sudah meninggal. Tapi kemudian dia menggambarkan mereka 'sedang tidur'.

Jadi kami bilang padanya 'biarkan mereka tidur, kita tidak ingin mengganggu mereka'."

Tanpa henti, Hind terus meminta, berulang kali, agar seseorang datang dan menjemputnya.

Baca Juga: Berbeda Afsel, Indonesia Gugat Israel Terkait Ilegal Tinggal di Palestina, Retno Marsudi: Pendukung Setia

Tiga jam setelah panggilan itu, ambulans akhirnya diberangkatkan untuk menyelamatkan Hind.

Namun ditengah penyelamatan, Sambungan komunikasi ke tim paramedis yang diterjunkan ke lapangan dan ke gadis berusia enam tahun yang mereka datangi untuk diselamatkan, terputus untuk selamanya.

Selama beberapa hari setelah peristiwa tersebut, baik tim Bulan Sabit Merah di Gaza, maupun keluarga Hind, tidak dapat mencapai lokasi tersebut lantaran berada di dalam zona tempur aktif yang dikendalikan oleh tentara Israel.

Pada Sabtu, 10 februari 2024 lalu, paramedis dari Bulan Sabit Merah Palestina akhirnya berhasil mencapai daerah tersebut, yang sebelumnya ditutup sebagai zona pertempuran aktif.

Akhirnya mereka menemukan mobil hitam yang ditumpangi Hind dan kerabatnya dengan keadaan hancur – kaca depan dan dasbornya hancur berkeping-keping, lubang peluru bersarang di sisinya.

Seorang paramedis mengatakan kepada wartawan bahwa Hind termasuk di antara enam jenazah yang ditemukan di dalam mobil, yang menjadi saksi bisu terjadinya tembakan dan serangan.

Beberapa meter jauhnya terdapat sisa-sisa kendaraan lain dalam kondisi terbakar habis, mesinnya berserakan di tanah.

Ini, kata Bulan Sabit Merah, adalah ambulans yang dikirim untuk menjemput Hind.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: BBC


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah