Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI yang Jadi Korban Kekerasan di Ekuador

- 12 Januari 2024, 11:55 WIB
Seorang reporter dan kru kamera TV Equador dibuat ketakutan lantaran saat siaran langsung tiba-tiba didatangi dan ditodong senjata api oleh seorang perampok bermasker.
Seorang reporter dan kru kamera TV Equador dibuat ketakutan lantaran saat siaran langsung tiba-tiba didatangi dan ditodong senjata api oleh seorang perampok bermasker. /Tangkapan layar youtube @blomberg quicktake: now

MEDIA PAKUAN - Kementerian Luar Negeri RI turut memastikan tidak adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban selama kekerasan yang terjadi di Ekuador.

“Berdasarkan komunikasi dengan komunitas WNI, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban,” jelas Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha melalui pesan singkat,pada Jumat 12 Januari 2024.

Diketahui menurut catatan KBRI Quito, total WNI yang berada di Ekuador saat ini ada sebanyak 48 orang.

Bahkan beberapa dari mereka adalah WNI yang berprofesi sebagai paderi atau misionaris yang tersebar di wilayah terpencil di luar wilayah Guayaquil. Sementara sebagian lainnya adalah staf dan keluarga KBRI yang bermukim di Ibu Kota Quito.

Baca Juga: Denny Caknan di Tegur Gara-gara Tak Temani Bella Bonita Belanja di Usia Hamil Tua

“Secara khusus, KBRI juga telah memonitor kondisi WNI di Guayaquil. Tercatat satu WNI perempuan tercatat menetap di wilayah tersebut, tetapi saat ini yang bersangkutan terpantau tengah berada di luar wilayah wilayah Equador,” kata Judha.

Lebih lanjut,ia mengatakan bahwa KBRI terus menjalin komunikasi dengan para WNI dan menyusun rencana kontingensi untuk antisipasi jika terjadi eskalasi yang semakin memburuk.

Pemerintah Ekuador sudah menetapkan kondisi darurat pada 8 Januari 2024, yang dipicu kerusuhan di wilayah Guayaquil oleh kelompok geng bersenjata.

Pengumuman yang disampaikan oleh Presiden Ekuador Daniel Noboa terhadap kartel narkoba setelah tiga hari gelombang kekerasan terjadi, ketika geng-geng tersebut bentrok dengan angkatan bersenjata negara itu.
 

Bentrokan bersenjata sejauh ini telah menyebabkan 11 korban tewas. Pihak berwenang juga melaporkan tindakan kekerasan seperti pembakaran kendaraan, blokade, dan pemboman di sejumlah provinsi.

Selain itu,adapun juga lembaga pemasyarakatan nasional pada Rabu mengumumkan bahwa para narapidana telah menyandera 139 sipir penjara.

Gelombang kekerasan di negara tersebut dipicu oleh kaburnya Jose Adolfo Macias, alias "El Fito", pemimpin "Los Choneros", sebuah organisasi kekerasan yang menguasai perdagangan narkotika di negara tersebut dan diduga merupakan cabang Kartel Sinaloa, sebuah sindikat kriminal asal Meksiko.

Kemarin, Macias melarikan diri dari selnya di penjara Litoral Guayaquil bersama dengan gembong narapidana lainnya.

Dia menjalani hukuman 34 tahun penjara sejak 2011 setelah dinyatakan bersalah atas perdagangan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisasi.***
 

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x