AS Politisir Perang Palestina - Israel, Antony Blinken Temui Mahmoud Abbas

- 11 Januari 2024, 14:16 WIB
Menlu AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas setelah mendesak Israel selamatkan warga sipil di Gaza.
Menlu AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas setelah mendesak Israel selamatkan warga sipil di Gaza. /Foto/WAFA News Agency

MEDIA PAKUAN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan pertemuan dengan pemimpin Palestina, anak buah Joe Biden tersebut bertemu untuk membicarakan terkait penguasa Gaza selanjutnya.

Seorang juru bicara menyebut Blinken mengatakan kepada Presiden Palestina dan Kepala Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas, bahwa AS meminta negara Palestina harus berdiri "dengan hidup dalam perdamaian dan keamanan" di samping Israel.

Ia Berharap bisa menjadi pemimpin wilayah pesisir setelah berhentinya genosida, Antony Blinken telah mendesak langkah-langkah demi mengurai jumlah korban sipil yang melonjak.

Hal itu dilakukan sambil menyuarakan dukungan politik dan militer AS yang berkelanjutan untuk sekutu regional, utamanya Israel penjajah.

Baca Juga: Wow, Perputaran Uang Bisnis Judi Online Tembus Rp327 Triliun di 2023 lalu: 3.2 Juta Orang Terlibat

Sebelum mendatangi palestina, Antony Blinken telah mendatangi Israel penjajah dan 3 negara timur Tengah lainya seperti turki, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Pada Selasa sebelumnya, Blinken telah bertemu dengan para pejabat tinggi Israel dan mengulangi seruan untuk perlindungan yang lebih besar terhadap warga sipil, lebih banyak bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza, serta penduduk diizinkan kembali ke rumah jika memungkinkan

Blinken juga mengatakan AS memiliki kewajiban untuk berterus terang kepada teman-temannya dan menyerukan Israel untuk membuat "keputusan sulit

Perang ini telah merusak citra AS di semua negara Arab, tidak hanya di Palestina. Tidak ada yang bisa mengabaikan diplomasi tidak adil mereka. Selama tiga bulan yang dilakukan AS hanyalah melindungi Israel," kata Jamal Zakout, seorang analis.

Washington telah membuat rencana  setelah perang berakhir, dengan Otoritas Palestina yang direformasi memerintah Gaza serta kota-kota di Tepi Barat yang telah diduduki Israel sejak 1967.

Baca Juga: Beginilah Tampilan Lucinta Luna Ketika Dikabarkan Mau Taubat! Benarkah Kini Brewokan?

"Israel harus menjadi mitra bagi para pemimpin Palestina yang bersedia memimpin rakyat mereka dalam hidup berdampingan dalam damai dengan Israel sebagai tetangga," tutur Antony Blinken.

Sedangkan Benjamin Netanyahu sudah tidak tertarik lagi untuk melakukan negoisasi dengan palestina.

Hamas merebut kendali tunggal Jalur Gaza pada 2007, menggulingkan partai Fatah pimpinan Abbas yang telah berbagi kekuasaan. Amerika Serikat dan Uni Eropa memasukkan Hamas ke daftar hitam sebagai organisasi "teroris".

Ada banyak bagian tanah Palestina yang sekarang dimiliki Israel. Namun, secara teoritis, wilayah Palestina mencakup Tepi Barat yang berada di antara Israel dan Yordania, kemudian Jalur Gaza yang berbatasan dengan Israel dan Mesir.

Baca Juga: Bikin Geger! Nikita Mirzani Sindir Ganjar Pranowo Hingga Bawa Nama Miyabi, Benarkah?

Otoritas Palestina memerintah sebagian Tepi Barat, sedangkan kelompok militan Hamas menguasai Jalur Gaza di mana Israel sedang berjuang untuk memberantas kelompok tersebut.

AS telah membayangkan peta jalan pascaperang yang akan menempatkan Gaza di bawah pemerintahan pimpinan Palestina tanpa ada peran bagi Hamas.

Setidaknya 23.570 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas selama serangan Israel di Gaza. Sebagian besar wilayah tersebut telah hancur, dengan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya mengungsi dan menghadapi krisis kemanusiaan yang akut. Pejabat setempat mengatakan setidaknya 147 orang tewas dalam 24 jam sebelumnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: PRFM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x