MEDIA PAKUAN - Pasca polisi Turki dan Organisasi Intelijen Nasional (MIT) menahan 34 orang yang diduga sebagai mata-mata Mossad di negara tersebut, Turki mengumumkan salah satu pengusaha Palestina terkait dengan Mossad.
Media Daily Sabah mengungkapkan bahwa anggota gerakan Fatah yang membelot dan berhubungan dengan agen Israel Mossad di Turki adalah pengusaha Palestina Mohammed Yusuf Dahlan.
Dahlan terkait dengan beberapa tersangka yang ditugaskan oleh Mossad untuk menargetkan warga Palestina dan aktivis asal Israel yang tinggal di Turki.
Kelompok yang berasal dari Palestina dan Suriah itu melakukan pengintaian, penyerangan, penculikan dan menghubungi agen Mossad melalui media sosial.
Turki masih terus melakukan sweeping terhadap mata2 mossad di beberapa wilayah bagian negara Turki
Sebagai mata2 mossad mereka mempunyai misi yg beragam pic.twitter.com/8j1VKdiPfB— B€€ (@lovelyb1e) January 7, 2024
Salah satu tersangka diduga mengumpulkan informasi tentang pasien Palestina yang dipindahkan ke Turki, puluhan pasien Palestina dari Gaza di kirim ke Turki sejak dimulainya konflik Israel-Palestina.
Dahlan juga dicari oleh Turki sejak 2019, karena terkait dengan kelompok teror Gulen dan berperan dalam upaya kudeta pada bulan Juli 2016.
Dahlan yang sempat menjabat sebagai kepala aparat intelijen Otoritas Nasional Palestina, dikeluarkan dari gerakan Fatah pada tahun 2011 karena berupaya meracuni pemimpin Palestina saat itu, Yasser Arafat.
Polisi Turki meringkus massal 33 orang agen mata-mata di berbagai wilayah di negara tersebut yang melakukan spionase -untuk badan intelijen luar negeri Israel; Mossad. pic.twitter.com/g00aGq0IPG— veanna???????? (@veanna_x) January 5, 2024
Setelah penyelidikan selama sembilan bulan terungkap ditemukan jejak racun radioaktif polonium yang ditemukan pada barang-barang milik almarhum Arafat.
Media Perancis L'EXPRESS juga mengungkapkan bahwa saat ini Dahlan yang saat ini berada di pengasingan di Serbia juga menjadi salah satu penasihat keamanan Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Dahlan memiliki outlet media di UEA, Mesir dan Yordania ini juga dituduh berada di balik kudeta tahun 2013 di Mesir, yang menggulingkan Presiden pertama yang terpilih secara demokratis di negara itu, Mohammed Morsi.
Turki menyita lebih dari 157 ribu dolar AS dan lebih dari 23 ribu dolar AS dari para tersangka, satu pistol dan amunisi.
Pihak berwenang Turki masih juga memburu 12 orang buronan lain yang terkait dengan Mossad ini.***