Ukraina di Antara Masa Peradaban Islam dan Politik Sekarang

- 13 Agustus 2020, 07:56 WIB
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. /Instagram @zelenskiy_official

Ukraina terus mempertahankan hak mereka atas semenanjung inilah wilayah Rusia yang mengelilingi Laut Azoz, dan beberapa wilayah di sebelah utara semenanjung yang kini termasuk wilayah Ukraina.

Crimea menyimpan sejarah seputar kejayaan peradaban Islam masa lalu. Namun seiring waktu, negeri Islam yang pernah bersinar itu perlahan redup bersamaan dengan melemahnya Turki Utsmani.

Baca Juga: 17 Agustus 2020, Bendera dan Umbul-umbul Masih Berjaya dari Pernak-pernik Lain di Sukabumi

Pada tahun 1774, Turki Utsmani melepas wilayah Crimea berdasarkan perjanjian Kojak Qanarjh. Sejak itu kendali atas wilayah Semenanjung Crimea berada di bawah kekuasaan Rusia.

Di bawah Rusia, kemerdekaan Crimea terenggut. Pada tahun 1783, kota-kota besar di Crimea dihancurkan dan dibakar. Banyak pula situs-situs peninggalan sejarah Islam yang dilenyapkan.

Baca Juga: Tiga Kapal Ikan Asing Berikut 26 Orang ABK Asal Vietnam Ditangkap di Laut Natuna Utara

Keberadaan penduduk Crimea yang mayoritas Muslim pun kian berkurang terutama saat berada di bawah kekuasaan Uni Soviet. Pada tahun 1944, Muslim Tatar diusir secara paksa dari wilayahnya. Masjid-masjid pun dihancurkan. Dari sekitar 1.800 masjid yang ada di sana, tersisa hanya sekitar 20-30 masjid.

Baca Juga: Pelaku Usaha Mikro Dapat Kucuran Dana Bantuan Produktif Rp2,4 Juta. Ini Beberapa Kriterianya

Tahun 1964 Uni Soviet memutuskan untuk menggabungkan Crimea ke Ukraina. Sejak saat itulah, nasib kaum Muslim Tatar perlahan berubah. Terlebih ketika Ukraina merdeka pada tahun 1991, Crimea pun resmi menjadi salah satu wilayahnya.
***

Halaman:

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah