Meski Dijual Nyaris Gratis, Penikmat Kopi di Tiongkok Tak Meningkat

- 22 Juli 2020, 10:31 WIB
ILUSTRASI kopi.*
ILUSTRASI kopi.* /Pixabay/

MEDIA PAKUAN - Kopi adalah minuman yang nikmat disetiap suasana apalagi kopi sekarang sedang ngetren dikalangan muda-mudi terlihat banyaknya kedai-kedai kopi bertebaran.

Baca Juga: China Tegaskan Dukung Pembentukan Negara Palestina Merdeka

Tak terkecuali di Kota satu ini, menikmati kopi ngobral sambil melihat suasana di sekitar kafe di Beijing menambah hanyut suasana apalagi dengan suasana kafe yang sangat nyaman membuat betah para penikmat minuman satu ini.

Baca Juga: Ini Dampak Jika Tersengat Pulus Jelatrong yang Menyerang Laut Selatan Sukabumi

Huang Ying seorang salah seorang pemilik kedai kopi di distrik 798 Art Zone yang trendi ini, merintis bisnisnya sejak 17 tahun silam, meskipun banyak pesai di kiri kanannya termasuk Starbuck namun pelanggan tetap setia.

Baca Juga: Video Viral Bayi Tertidur Selama 10 Bulan Terus Menuai Viewer

Namun seiring banyaknya pesaing Huan juga merasa kesulitan penghasilanyapun sedikit berkurang ditambah dengan adanya wabah virus corona ini,keluh Huang Yin.

Biaya sewa dan tenaga kerja meningkat sementara saingan demi saingan memasuki pasar yang gagal memenuhi harapan.

"Keuntungan kami tidak bisa dibandingkan dengan masa lalu," katanya.

“Saya menaikkan harga sebesar 10% pada tahun 2017 tetapi itu telah melakukan sedikit untuk mengimbangi lonjakan biaya,” lanjutnya.

Baca Juga: Sultan Sepuh XIV Cirebon PRA Arief Natadiningrat Meninggal Dunia

Sebagai pasar kopi, Tiongkok melakukan tarikan magnetis untuk merek Barat yang ingin meniru kesuksesan Starbucks Corp yang memiliki lebih dari 4.400 toko di Tiongkok dan masih terus berkembang. Sejak tahun lalu, Tim Hortons dari Kanada telah membuka sekitar 60 toko di Tiongkok sementara Lavazza dari Italia dan Wayne's Coffee dari Swedia pun telah memasuki pasar kopi di Beijing.

Baca Juga: Mengenal Tanda Serangan Malware Pada Android, Berikut Cara Menangkalnya

Sebagian besar optimisme tentang potensi pasar kopi Tiongkok, penurunan penikmat kopi pun terjadi di saat pandemi virus corana terlihat dari konsumen hanya 5,4 cangkir per kapita tahun lalu, dibandingkan dengan 341 di Amerika Serikat dan 591 di Eropa Barat, menurut konsultan Euromonitor.

Baca Juga: Turki Didepak, Amerika Serikat Resmi Boyong Jet Siluman F-35

Konsumsi kopi Tiongkok tumbuh pada tingkat yang diperkirakan sekitar 5 persen per tahun, tetapi pemilik kedai kopi seperti Huang mengatakan lebih penting untuk mencatat lompatan besar di gerai dengan harga yang sangat murah.

Di Tiongkok toko spesialis kopi dan teh melonjak 50% pada 2018 dan 2019, dan Tiongkok sekarang memiliki sekitar 18.350 toko, lebih dari tiga kali lipat jumlahnya pada 2014, menurut Euromonitor. Kopi juga sekarang dijual di banyak toko serba ada dan restoran cepat saji.

Baca Juga: Siap Cair Agustus, Sri Mulyani Kucurkan Rp28 Triliun untuk Gaji ke-13

Dan sementara latte berukuran biasa harganya sekitar 30 yuan (4,24 dolar) di Tiongkok, itu bisa semurah 4,5 yuan (0,60 dolar) di beberapa tempat dengan menggunakan voucher diskon.

Pengakuan tahun ini oleh Luckin Coffee yang berfokus pada pengiriman dan yang bergantung pada kupon bahwa produk itu menghasilkan 310 juta dolar dalam penjualan peluang kopi di Tiongkok sangat besar, kata para analis.

"Sebenarnya, meskipun saat ini kopi di Tiongkok hampir gratis, penikmat kopi orang Tiongkok masih tidak minum banyak," kata analis independen yang berbasis di Beijing, Keso Hong.***

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah