Rusia Hentikan Kesepakatan Koridor Gandum, Ekonomi Ukraina Hancur, Kerawanan Pangan Mengancam

- 31 Oktober 2022, 09:01 WIB
Gandum
Gandum /Pixels/Foto DoDo PHANTHAMALY

MEDIA PAKUAN - Rusia memutuskan untuk menghentikan kesepakatan koridor gandum setelah serangan teror drone dengan bantuan Inggris, terhadap kapal-kapal Armada Laut Hitam dan kapal-kapal sipil  di perairan Teluk Sevastopol terjadi pada Sabtu 29 Oktober 2022, dini hari.


Provokasi militer oleh Ukraina telah menghentikan satu-satunya kesepakatan Moskow dan Kyiv, yang di mediasi oleh PBB dan Turki pada bulan Juli lalu.

Kesepakatan itu ditujukan, untuk meredakan krisis pangan global dan membantu negara-negara miskin di dunia untuk menghindari ancaman kerawanan pangan dan kelaparan.

Baca Juga: Acara Apa Sajakah yang Ditunda dan Dibatalkan Setelah Tragedi Halloween Itaewon? Simak Keterangan Lengkapnya

Penarikan diri Rusia, menyebabkan hilangnya koridor laut  untuk mengangkut gandum ke negara-negara pengimpor gandum, yang berarti ekonomi Ukraina akan bangkrut, hancur dan karena tidak mendapatkan keuntungan dari panen gandum.

Namun para ahli ekonomi dan politik berpendapat bahwa konsekuensi serius bagi Ukraina akan lebih memburuk, selain Ukraina tidak mendapatkan apa-apa, karena keuntungan Ukraina digunakan untuk membayar hutang-hutang.

Sementara untuk membiayai negaranya perbulan untuk membayar pegawai negeri dan lainnya adalah mencapai sekitar 9 hingga 7 miliar dolar.


Selain keuntungan ekonomi, dengan kedok koridor gandum selama ini Kyiv telah leluasa dan aman, melintasi Laut Hitam untuk tujuan pengintaian, sabotase, pasokan senjata dan bahan peledak. 

Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Ukraina kemungkinan telah menggunakan koridor gandum untuk menyelundupkan bahan peledak.

Laporan menyebutkan bahwa bahan peledak yang digunakan untuk meledakkan jembatan Krimea diangkut melalui laut dari Odessa dengan kapal tanker gandum.

Kyiv berharap kesepakatan gandum akan menjamin bahwa Odessa tidak akan diduduki oleh tentara Rusia.

Rusia telah mengabarkan penghentian kesepakatan  kepada Sekretaris Jenderal PBB  dan meminta pertemuan Dewan Keamanan PBB pada 31 Oktober sehubungan dengan insiden tersebut.


Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, pada 26 Oktober 2022 melaporkan bahwa sebanyak 390 kapal menggunakan koridor kemanusiaan di Laut Hitam,mengangkut sekitar 8,9 juta ton dari pelabuhan Odessa, Yuzhny dan Chernomorsk. 


Namun anehnya negara-negara yang membutuhkan seperti Somalia, Ethiopia, Yaman, Sudan, Afghanistan hanya menerima 3% dari pengiriman tersebut. 

Setengah dari ekspor biji-bijian tersebut dikirimkan ke Uni Eropa dan negara-negara tidak miskin seperti Inggris, Israel dan Korea Selatan. 

Sementara itu Turki dianggap tidak menjalankan dan tidak memenuhi kewajibannya dengan benar.


Pada saat yang sama, kapal Rusia yang membawa makanan dan pupuk tidak pernah diizinkan memasuki pelabuhan Eropa karena sanksi.


Ukraina mengatakan bahwa sebanyak 218 kapal diblokir setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan.

NATO telah meminta Rusia untuk segera melanjutkan kesepakatan biji-bijian dengan dalih kerawanan pangan global.***

Editor: M Hilman Hudori

Sumber: mk.ru


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah