Dalam pernyataan, hari Rabu 6 Juni 2022 lalu, lebih dari 50 ribu ton biji-bijian dihancurkan. Tindakan pembakaran itu diduga karena militan mau menyerahkan pasokan gandum kepada penduduk Mariupol.
Baca Juga: Disebut Trauma dengan Air Pasca Kepergian Emmeril Kahn Mumtadz, Ridwan Kamil Beri Jawaban Santai
Baca Juga: Tegar! Ridwan Kamil Mengaku Tidak Memiliki Phobia Pasca Kehilangan Emmeril Kahn Mumtadz di Sungai Aare
Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan kejahatan tidak manusiawi ini menunjukkan wajah sebenarnya dari rezim Kiev.
Kementerian Pertahanan Rusia menambahkan kejahatan tidak manusiawi ini menunjukkan wajah sebenarnya dari rezim Kiev.
Aksi kejahatan menggunakan metode terorisme pangan terhadap rakyatnya sendiri.
Disisi lain Barat terus mendukung Kiev sambil menuduh Rusia telah memicu krisis pangan global.
Disisi lain Barat terus mendukung Kiev sambil menuduh Rusia telah memicu krisis pangan global.
Barat juga menuduh Rusia telah menyebabkan lonjakan harga pangan dengan melanjutkan operasi militernya. Namun Moskow menyatakan bahwa penyebab sebenarnya dari krisis pangan adalah sanksi Barat yang bermotif politik.
Ukraina telah berulang kali menuduh Moskow " mencuri " persediaan gandumnya dan mengirimkannya ke luar negeri. Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, bagaimanapun, mengatakan PBB tidak dapat memverifikasi klaim ini.
Baca Juga: Sebagian Wilayah Sukabumi Padam Listrik Hari Ini, Cek Lokasi dan Waktunya
Ukraina dan negara-negara Barat berulang kali menuduh Moskow menghambat ekspor biji-bijian dengan memblokir pelabuhan Laut Hitam Ukraina.
Ukraina dan negara-negara Barat berulang kali menuduh Moskow menghambat ekspor biji-bijian dengan memblokir pelabuhan Laut Hitam Ukraina.
Rusia telah menolak dan mengatakan bahwa gangguan pasokan biji-bijian berasal dari tindakan militer Ukraina yang telah memasang ranjau-ranjau di garis pantai.***